Jumat, 11 Juli 2014

APA ITU KEROHANIAN KOMPLATIF?

Jawaban: Kerohanian kontemplatif adalah kebiasaan yang amat berbahaya bagi orang yang ingin hidup secara Alkitabiah dan berpusat pada Allah. Kebiasaan ini umumnya berkaitan dengan gerakan emerging church, yang dipenuhi dengan pengajaran-pengajaran yang sesat. Ini juga digunakan oleh berbagai kelompok yang memiliki kaitan yang amat renggang, kalaupun masih ada kaitannya, dengan keKristenan. Dalam praktiknya, kerohanian kontemplatif umumnya berpusat pada meditasi, namun bukanlah meditasi dalam pengertian Alkitabiah. Ayat-ayat seperti Yosua 1:8 menganjurkan kita untuk “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Perhatikan apa yang seharusnya menjadi fokus dari perenungan/meditasi - Firman Allah. Meditasi yang dianjurkan oleh kerohanian kontemplatif tidak memusatkan diri pada apa pun. Orang yang melakukannya dianjurkan untuk sama sekali mengosongkan dirinya. Katanya hal ini dapat membantu orang untuk lebih terbuka pada pengalaman rohani yang lebih besar. Namun kita didorong oleh Kitab Suci untuk mengubah pikiran kita menjadi serupa dengan pikiran Kristus. Mengosongkan pikiran adalah berlawanan dengan perubahan yang aktif dan secara sadar ini.

Kerohanian kontemplatif juga mendorong pengejaran pengalaman mistis dengan Allah. Mistisisme adalah kepercayaan bahwa pengetahuan tentang Allah, kebenaran rohani dan realita tertinggi dapat dicapai melalui pengalaman subyektif. Penekanan pada pengetahuan berdasarkan pengalaman ini mengikis otoritas Kitab Suci. Kita mengenal Allah berdasarkan Firman-Nya. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim 3:16-17). Firman Allah sudah lengkap. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa Allah menambahkan pengajaran atau kebenaran tambahan kepada Firman-Nya melalui pengalaman mistis. Sebaliknya, iman kita dan apa yang kita ketahui tentang Allah ada berdasarkan fakta.

Situs web dari Center for Contemplative Spirituality meringkaskan dengan jelas sekali: “Setiap kita berasal dari beragam latar belakang sekuler dan agama, dan kita berupaya untuk saling memperkaya perjalanan kita melalui kebiasaan-kebiasaan rohani dan mempelajari tradisi-tradisi rohani dunia yang agung. Kita ingin lebih dekat pada Sang Roh pengasih yang meliputi semua ciptaan dan yang mengilhami belas kasihan kita pada semua makhluk." Sama sekali tidak ada sesuatupun yang Alkitabiah mengenai tujuan sedemikian. Mempelajari “tradisi-tradisi rohani” dunia adalah sesuatu yang tidak ada gunanya karena tradisi rohani apa pun yang tidak meninggikan Kristus adalah sesat. Satu-satunya cara untuk lebih dekat kepada Allah adalah melalui jalan yang Dia sudah tentukan - Yesus Kristus dan Firman-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar