Jumat, 11 Juli 2014
APA ITU THEISME TERBUKA?
Jawaban: “Theisme terbuka” yang dikenal pula sebagai “theologia keterbukaan” dan “keterbukaan Allah” adalah usaha untuk menjelaskan apa yang Allah sudah lebih tahu dan hubungannya dengan kehendak bebas manusia. Pada dasarnya theisme terbuka mengatakan demikian: (1) manusia betul-betul bebas, (2) jika Allah sudah tahu masa depan secara mutlak, maka tidak mungkin manusia betul-betul bebas, (3) karena itu Allah tidak secara mutlak tahu tentang masa depan. Theisme terbuka mengatakan masa depan tidak dapat diketahui. Karena itu Allah tahu segala yang dapat diketahui, namun Dia tidak mengetahui tentang masa depan.
Theisme terbuka mendasarkan kepercayaan-kepercayaan ini pada ayat-ayat Alkitab yang menggambarkan Allah “mengubah pikiranNya” atau “terkejut” atau “kelihatan mendapat pengetahuan/mengetahui” (Kejadian 6:6; 22:12; Keluaran 32:14; Yunus 3:10). Dalam terang ayat-ayat Alkitab lainnya yang menyatakan pengetahuan Allah tentang masa depan, ayat-ayat tsb di atas harus dimengerti sebagai Allah melukiskan diriNya dengan cara yang dapat kita mengerti. Allah tahu apa yang akan menjadi tindakan dan keputusan kita, namun Dia “mengubah pikiranNya” dalam pengertian Dia bertindak berdasarkan tindakan kita. Allah “terkejut” dan kecewa karena kejahatan manusia tidak berarti Dia tidak mengetahui bahwa itu akan terjadi.
Dalam kontradiksi dengan Theisme Terbuka, Mazmur 139:4 dan 16 mengatakan, “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kau ketahui, ya TUHAN … dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Bagaimana dalam Perjanjian Lama Allah dapat menubuatkan dengan begitu rumitnya mengenai Yesus Kristus kalau Dia tidak tahu mengenai masa depan? Bagaimana Allah dapat menjamin keselamatan kita secara kekal kalau Dia tidak tahu tentang masa depan?
Pada akhirnya, Theisme Terbuka gagal karena berusaha menjelaskan apa yang tak dapat dijelaskan – hubungan antara apa yang Allah sudah tahu terlebih dahulu dan kehendak bebas manusia. Sebagaimana Kalvinisme ekstrim gagal karena membuat manusia tidak lebih dari robot yang sudah diprogram terlebih dahulu, Theisme Terbuka gagal karena menolak kemahatahuan Allah. Allah harus dipahami melalui iman, karena “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6a). Karena itu konsep Theisme Terbuka tidaklah Alkitabiah. Theisme Terbuka tidak lebih dari cara manusia yang terbatas, dengan pikirannya yang terbatas, namun berusaha memahami Allah yang tidak terbatas, sama seperti berusaha mengeringkan lautan. Theisme Terbuka haruslah ditolak oleh para pengikut Kristus. Walaupun Theisme Terbuka adalah penjelasan mengenai hubungan antara apa yang Allah sudah tahu terlebih dahulu dan kehendak bebas manusia, ini bukanlah penjelasan Alkitabiah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar