Rabu, 30 Juli 2014

Apa artinya Allah adalah kasih?

Jawaban: Apa artinya Allah adalah kasih? Pertama-tama kita perlu melihat bagaimana Firman Tuhan, Alkitab, menggambarkan ”kasih,” dan kemudian kita akan melihat beberapa cara pengajaran ini diterapkan pada Allah. ”Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap” (1 Korintus 13:4-8).

Ini adalah cara Allah menggambarkan kasih. Allah adalah seperti yang digambarkan itu, dan orang Kristen perlu menjadikan ini sebagai tujuan mereka (walaupun selalu dalam proses). Ekspresi yang paling utama dari kasih Allah dikomunikasikan kepada kita dalam Yohanes 3:16 dan Roma 5:8. ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Dari ayat-ayat ini kita bisa melihat bahwa Allah sangat menginginkan kita bersama-sama dengan Dia dalam rumahNya yang kekal, Surga. Dia telah membuka jalan dengan membayar harga dosa-dosa kita. Dia mengasihi kita karena Dia memilih untuk melalukan hal itu. ”Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (Hosea 11:8). Kasih mengampuni. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

Kasih (Allah) tidak memaksakan diri pada orang lain. Orang-orang yang datang kepadaNya, datang kepadaNya sebagai respons terhadap kasihNya. Kasih (Allah) menyatakan kemurahan pada semua orang. Kasih (Yesus) berbuat baik kepada semua orang tanpa memandang bulu. Kasih (Yesus) tidak cemburu pada apa yang orang lain miliki, hidup sederhana tanpa mengeluh. Kasih (Yesus) tidak membesar-besarkan diri sekalipun Dia dapat mengalahkan semua orang lain. Kasih (Allah) tidak menuntut ketaatan. Allah tidak menuntut ketaatan dari sang Anak, namun sang Anak secara sukarela menaati BapaNya di surga. ”Dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku” (Yohanes 14:31). Kasih (Yesus) selalu memperhatikan kepentingan orang lain.

Gambaran singkat mengenai kasih ini mengungkapkan hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, sesuatu yang bertentangan dengan hidup mementingkan sendiri dari dunia ini. Yang luar biasa, Tuhan telah memberikan kepada mereka yang menerima AnakNya, Yesus, sebagai Juruselamat mereka dari dosa, kemampuan untuk mengasihi sebagaimana Dia mengasihi. Dia memberikan ini melalui kuasa Roh Kudus (lihat Yohanes 1:12; 1 Yohanes 3:1, 23, 24). Suatu tantangan dan hak istimewa yang luarbiasa!


Sabtu, 26 Juli 2014

Menurut nubuat akhir zaman apa yang akan terjadi?



Jawaban:
Alkitab berbicara banyak mengenai akhir zaman. Hampir setiap kitab dalam Alkitab mengandung nubuat mengenai akhir zaman. Berusaha mengerti dan menata setiap nubuat ini dapat merupakan pekerjaan yang sulit. Berikut ini adalah ringkasan yang sangat singkat mengenai apa yang Alkitab katakan akan terjadi pada akhir zaman:

Kristus akan memindahkan semua orang percaya yang merupakan bagian dari Gereja (orang-orang suci Perjanjian Baru) dari dunia ini melalui peristiwa yang disebut Pengangkatan (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:51ff). Pada Tahta Penghakiman Kristus, orang-orang percaya ini akan diberikan pahala untuk perbuatan baik dan pelayanan mereka. Mereka mungkin saja kehilangan pahala mereka karena tidak melayani dan tidak taat, namun tidak akan kehilangan hidup kekal (1 Korintus 3:11-15; 2 Korintus 5:10).

Anti Kristus (binatang) akan berkuasa dan menandatangani pakta perdamaian (perjanjian) dengan Israel untuk masa tujuh tahun (Daniel 9:27). Masa tujuh tahun ini dikenal sebagai masa Tribulasi (kesengsaraan). Dalam masa Tribulasi ini akan terjadi peperangan, kelaparan, wabah dan berbagai bencana alam. Tuhan mencurahkan murkanya terhadap dosa dan kejahatan. Tribulasi menjadi tempat untuk ke empat penunggang kuda dalam Wahyu dan ke tujuh meterai, sangkakala dan cawan murka Allah.

Kurang lebih setengah dari masa 7 tahun, antikristus akan melanggar perjanjian damai dengan Israel dan berperang dengan mereka. Antikristus akan melakukan kekejian yang membinasakan dan membuat patung dirinya untuk disembah di tempat kudus (Daniel 9:27, 2 Tesalonika 2:3-10). Bagian kedua dari Tribulasi dikenal sebagai Kesengsaraan Besar dan waktu kesusahan bagi Yakub.

Pada akhir dari tujuh tahun Tribulasi, antikristus akan melakukan serangan terakhir terhadap Yerusalem yang memuncak pada Perang Harmagedon. Yesus Kristus akan datang kembali, membinasakan antikristus dan bala tentaranya dan membuang mereka ke dalam lautan api (Wahyu 19:11-21). Kristus akan membelenggu Iblis dalam jurang maut untuk 1000 tahun dan akan memerintah di atas bumi selama 1000 tahun (Wahyu 20:1-6).

Pada akhir dari 1000 tahun Iblis akan dilepaskan, kembali dikalahkan dan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:7-10). Kristus akan menghakimi orang-orang yang tidak percaya (Wahyu 20:10-15) di Tahta Putih yang Besar, membuang mereka ke dalam lautan api. Akan ada Langit yang Baru dan Bumi yang Baru – tempat kediaman kekal bagi orang-orang percaya. Tidak akan ada lagi dosa, kesusahan atau kematian. Demikian pula Yerusalem yang Baru akan turun dari Surga (Wahyu 21-22).


Apa tanda-tanda akhir zaman?


Jawaban:
Matius 24:5-8 memberi kita beberapa petunjuk penting sehingga kita dapat memahami mendekatnya akhir zaman. “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” Bertambahnya mesias-mesias palsu, bertambahnya peperangan, bertambahnya kelaparan, penyakit dan bencana-bencana alam – semua ini adalah “tanda-tanda” akhir zaman. Bahkan dalam ayat-ayat ini kita diberikan peringatan. Jangan sampai kita ditipu (Matius 24L4), karena peristiwa-peristiwa ini hanyalah permulaan dari sakit melahirkan (Matius 24:8), kesudahannya masih akan datang (Matius 24:6).

Banyak penafsir yang menunjuk pada setiap gempa bumi, setiap pergolakan politik, dan setiap serangan terhadap Israel sebagai tanda bahwa akhir zaman segera tiba. Walaupun peristiwa-peristiwa ini adalah tanda-tanda bahwa akhir zaman sementara mendekat, hal ini tidak berarti bahwa akhir zaman sudah tiba. Rasul Paulus mengingatkan bahwa “di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan” (1 Timotius 4:1). Hari-hari terakhir dilukiskan sebagai “masa yang sukar” karena meningkatnya kejahatan manusia dan orang-orang yang secara aktif “menolak kebenaran” (2 Timotius 3:1-9; lihat pula 2 Tesalonika 2:3).

Tanda-tanda lain yang mungkin antara lain adalah dibangunnya kembali tempat suci orang Yahudi di Yerusalem, meningkatnya permusuhan terhadap Israel dan perkembangan ke arah satu pemerintahan dunia. Tanda akhir zaman yang paling utama adalah negara Israel. Pada tahun 1948 Israel untuk pertama kalinya sejak tahun 70 A.D. diakui sebagai negara yang berdaulat. Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan memiliki Kanaan sebagai “milik untuk selama-lamanya” (Kejadian 17:8), dan Yehezkiel menubuatkan kebangunan kembali Israel secara fisik dan rohani (Yehezkiel 37). Dari sudut pandang nubuat akhir zaman, adanya Israel sebagai bangsa di tanahnya sendiri adalah hal yang penting karena pentingnya Israel dalam eskatologi (Daniel 10:14; 11:41; Wahyu 11:8).

Dengan mengingat tanda-tanda ini, kita dapat bersikap bijak dalam hal pengharapan akhir zaman. Namun kita tidak boleh menafsirkan salah satu dari tanda-tanda ini sebagai indikasi jelas bahwa akhir zaman akan segera tiba. Tuhan telah memberi kita informasi yang cukup sehingga kita dapat mempersiapkan diri, namun tidak cukup untuk membuat kita menjadi sombong.


Apa itu Tribulasi? Bagaimana kita mengetahui bahwa Tribulasi akan berlangsung selama tujuh tahun?



Jawaban:
Tribulasi adalah masa 7 tahun yang akan datang di mana Tuhan akan mengakhiri masa pendisiplinan terhadap Israel dan menyelesaikan penghakiman terhadap dunia yang tidak percaya. Gereja, yang terdiri dari semua orang yang telah percaya pada pribadi dan karya Tuhan Yesus yang menyelamatkan mereka dari hukuman dosa, tidak akan ada dalam dunia pada saat Tribulasi. Gereja akan diangkat dari dunia ini dalam peristiwa yang disebut Pengangkatan orang percaya (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:51-53). Gereja dilepaskan dari murka yang akan datang (1 Tesalonika 5:9). Dalam Alkitab, Tribulasi disebut dengan berbagai nama, seperti misalnya:

1) Hari Tuhan (Yesaya 2:12; 13:6, 9; Yoel 1:15; 2:1, 11, 31, 3:14; 1 Tesalonika 5:2)

2) Kesusahan atau kesengsaraan (Ulangan 4:30; Zefanya 1:15)

3) Kesengsaraan besar yang menunjuk pada masa yang paling berat pada bagian akhir dari masa 7 tahun (Matius 24:21).

4) Hari atau waktu kesesakan (Daniel 12:1; Zefanya 1:15).

5) Waktu kesusahan bagi Yakub (Yeremia 30:7)

Untuk memahami tujuan dan waktu dari Tribulasi, kita perlu mengerti Daniel 9:24-27. Bagian dari kitab Daniel ini berbicara mengenai 70 minggu yang telah ditetapkan atas “bangsamu.” “Bangsa” Daniel adalah orang-orang Yahudi, bangsa Israel, dan yang dikatakan oleh Daniel 9:24 adalah masa yang Tuhan berikan untuk “melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.” Tuhan menetapkan “70 minggu” untuk menggenapi semua ini. Adalah penting untuk dimengerti bahwa ketika disebutkan “70 minggu” yang dimaksudkan bukan minggu sebagaimana kita ketahui (7 hari). Kata Bahasa Ibrani (heptad) yang diterjemahkan sebagai minggu dalam Daniel 9:24-27 secara harafiah berarti “7,” dan 70 minggu secara harafiah berarti 70 kali 7.

Masa yang Tuhan bicarakan ini sebenarnya adalah 70 kali 7 tahun atau 490 tahun. Ini dikonfirmasikan oleh ayat lain dalam kitab Daniel. Dalam ayat 25 dan 26 Daniel diberitahukan bahwa sang Mesias akan disingkirkan selama 7 minggu dan 62 minggu (total 69 minggu) mulai dari perintah untuk membangun kembali Yerusalem. Dengan kata lain 69 x 7 tahun (483 tahun) setelah perintah untuk mendirikan Yerusalem Mesias akan disingkirkan. Sejarahwan Alkitab mengkonfirmasikan bahwa 483 tahun telah berlalu sejak dari saat perintah untuk mendirikan Yerusalem sampai saat Yesus disalibkan. Kebanyakan sarjana Kristen, apapun pandangan eskatologis (masa-masa/peristiwa-peristiwa yang akan datang) mereka, memahami 70 minggu dalam kitab Daniel dengan pengertian yang sama dengan yang telah diuraikan di atas.

Dengan berlalunya 483 tahun dari perintah untuk mendirikan Yerusalem sampai pada penyingkiran Mesias, maka hanya tinggal 1 minggu (7 tahun) dari Daniel 9:24 yang masih harus digenapi “untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.” Masa 7 tahun yang terakhir ini dikenal sebagai masa Tribulasi – masa di mana Tuhan akan mengakhiri penghakiman atas Israel karena dosa-dosa mereka.

Daniel 9:27 memberi beberapa pokok-pokok penting dalam masa 7 tahun Tribulasi. Daniel 9:27 mengatakan “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu." Pribadi yang dibicarakan dalam ayat ini adalah yang disebutkan oleh Yesus sebagai “Pembinasa keji” (Matius 24:15) dan disebut binatang dalam Wahyu 13. Daniel 9:27 mengatakan bahwa binatang itu akan menempatkan patung dirinya di tempat suci dan menuntut dunia untuk menyembah dia. Wahyu 13:5 menjelaskan bahwa ini akan terjadi selama 42 bulan, yaitu 3½ tahun. Karena Daniel 9:27 mengatakan bahwa ini akan terjadi pada tengah minggu, dan Wahyu 13:5 mengatakan bahwa binatang ini akan melakukan hal ini untuk masa 42 bulan, adalah mudah untuk melihat bahwa total lamanya adalah 84 bulan atau 7 tahun. Lihat pula Daniel 7:25 di mana “satu masa, dua masa dan setengah masa” (satu masa = 1 tahun; dua masa = 2 tahun; setengah masa = ½ tahun; keseluruhannya 3½ tahun) juga merujuk pada Kesengsaraan Besar, bagian terakhir dari 7 tahun Tribulasi ketika “kekejian yang menyebabkan kebinasaan” (binatang) akan berkuasa.

Untuk referensi lebih lanjut mengenai Tribulasi, lihat Wahyu 11:2-3 yang berbicara mengenai 1,260 hari dan 42 bulan, dan Daniel 12:11-12 yang berbicara mengenai 1, 290 hari dan 1,335 hari yang kesemuanya menunjuk pada pertengahan Tribulasi. Hari-hari selebihnya dalam Daniel 12 mungkin termasuk masa pada akhir dari penghakiman terhadap bangsa-bangsa (Matius 25:31-46) dan masa untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun milik Kristus (Wahyu 20:4-6).


Jumat, 25 Juli 2014

Apa arti hidup?


Jawaban:
Apakah arti hidup? Bagaimana saya dapat menemukan tujuan, pemenuhan dan kepuasan dalam hidup? Apakah saya memiliki potensi untuk mencapai sesuatu yang memiliki makna yang langgeng? Banyak orang tidak pernah berhenti mempertimbangkan apakah arti hidup itu. Mereka memandang ke belakang dan tidak mengerti mengapa relasi mereka berantakan dan mengapa mereka merasa begitu kosong walaupun mereka telah berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan. Salah satu pemain baseball yang namanya dicatat dalam Baseball Hall of Fame ditanya apa yang dia harap orang beritahu dia ketika dia baru mulai bermain baseball. Dia menjawab, “Saya berharap orang akan memberitahu saya bahwa ketika kamu sampai di puncak, di sana tidak ada apa-apa.” Banyak sasaran hidup ternyata kosong setelah dikejar dengan sia-sia bertahun-tahun lamanya.

Dalam masyarakan humanistik kita, orang mengejar banyak cita-cita, menganggap bahwa di dalamnya mereka akan mendapatkan makna. Beberapa cita-cita ini termasuk: kesuksesan bisnis, kekayaan, relasi yang baik, seks, hiburan, berbuat baik kepada orang lain, dll. Orang-orang memberi kesaksian bahwa saat mereka mencapai cita-cita mereka untuk mendapat kekayaan, relasi dan kesenangan, di dalam diri mereka ada kekosongan yang dalam, perasaan kosong yang tidak dapat dipenuhi oleh apapun.

Penulis kitab Pengkhotbah menjelaskan perasaan ini ketika dia mengatakan, “Kesia-siaan belaka, kesia-siaan belaka, … segala sesuatu adalah sia-sia.” Penulis memiliki kekayaan yang tak terkira, hikmat kebijaksanaan yang melampaui orang-orang pada zamannya maupun zaman sekarang, dia memiliki ratusan wanita, istana dan taman yang menjadikan kerajaan-kerajaan lain cemburu, makanan dan anggur terbaik, dan segala bentuk hiburan. Satu saat dia berkata, segala yang diinginkan hatinya dikejarnya. Namun kemudian dia menyimpulkan, “hidup di bawah matahari” (hidup dengan sikap sepertinya hidup itu hanyalah apa yang kita lihat dan rasakan) adalah kesia-siaan belaka! Mengapa bisa ada kehampaan seperti ini? Karena Allah menciptakan kita untuk sesuatu yang melampaui apa yang dapat kita alami dalam dunia sekarang ini. Tentang Allah, Salomo berkata, “Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka …” Dalam hati kita, kita senantiasa sadar bahwa dunia sekarang ini bukan segalanya.

Dalam kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab, kita mendapatkan bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gambarNya (Kejadian 1:26). Ini berarti kita lebih mirip dengan Tuhan daripada dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Kita juga mendapatkan bahwa sebelum manusia jatuh dalam dosa dan bumi dikutuk: (1) Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial (Kejadian 2:18-25); (2) Tuhan memberi manusia pekerjaan (Kejadian 2:15); (3) Tuhan memiliki persekutuan dengan manusia (Kejadian 3:8); dan (4) Tuhan memberi manusia kuasa atas bumi ini (Kejadian 1:26). Apakah arti semua ini? Saya percaya bahwa Allah menginginkan semua ini menambah kepuasan dalam hidup kita, namun semua ini (khususnya persekutuan manusia dengan Tuhan) telah dirusakkan oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa dan juga oleh kutukan atas bumi ini (Kejadian 3).

Dalam kitab Wahyu, kitab terakhir dalam Alkitab, di bagian akhir dari banyak peristiwa yang terjadi pada zaman akhir, Tuhan mengungkapkan bahwa Dia akan menghancurkan langit dan bumi ini dan membawa kekekalan dengan menciptakan langit dan bumi yang baru. Pada waktu itu Dia akan memulihkan persekutuan dengan orang-orang yang sudah ditebus. Sebagian umat manusia akan dihukum dan dilemparkan ke dalam Lautan Api (Wahyu 20:11-15). Pada waktu ini kutukan atas bumi ini akan disingkirkan, dan tidak akan ada lagi dosa, kesusahan, penyakit, kematian, kesakitan, dll (Wahyu 21:4). Dan orang-orang percaya akan mewarisi segala sesuatu, Allah akan berdiam dengan mereka dan mereka akan menjadi anak-anakNya (Wahyu 21:7). Dengan demikian kita menggenapi siklus di mana Allah menciptakan kita untuk bersekutu dengan Dia, manusia jatuh dalam dosa dan memutuskan persekutuan itu; dalam kekekalan Allah memulihkan hubungan itu secara penuh dengan orang-orang yang Dia pandang layak. Hidup dalam dunia ini dan mendapatkan segala sesuatu hanya untuk mati dan terpisah dari Tuhan untuk selama-lamanya adalah lebih buruk dari kesia-siaan! Namun Tuhan telah membuat jalan di mana bukan saja kebahagiaan kekal dimungkinkan (Lukas 23:43), namun juga agar hidup sekarang ini memuaskan dan berarti.

Sekarang, bagaimana kebahagiaan kekal dan “surga di bumi” ini dapat diperoleh?

MAKNA HIDUP DIPULIHKAN MELALUI YESUS KRISTUS

Sebagaimana telah diindikasikan di atas makna hidup, baik sekarang maupun dalam kekekalan ditemukan dalam hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan; hubungan yang telah lenyap ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Hari ini, hubungan dengan Allah itu dimungkinkan hanya melalui AnakNya, Yesus Kristus (Kisah Rasul 4:12; Yohanes 14:6; 1:12). Hidup kekal diperoleh ketika seseorang menyesali dosa-dosanya (tidak mau lagi hidup dalam dosa namun ingin Kristus mengubah mereka dan menjadikan mereka pribadi-pribadi yang baru) dan milai bergantung pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

Arti hidup yang sebenarnya tidak ditemukan hanya dengan mengenal Yesus sebagai Juruselamat (seindah apapun hal itu). Makna hidup yang sebenarnya ditemukan ketika orang mulai berjalan mengikuti Kristus sebagai muridNya, belajar dari Dia, menggunakan waktu bersama dengan Dia dalam FirmanNya, Alkitab, bersekutu dengan Dia dalam doa, dan berjalan denganNya dalam ketaatan kepada perintah-perintahNya. Jikalau Anda adalah orang yang belum percaya (atau baru percaya), Anda mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri, “Sepertinya itu tidak terlalu menggairahkan atau menyenangkan untuk saya!” Tapi tolong baca lebih lanjut. Yesus membuat pernyataan-pernyataan ini:

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30). “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10b). "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 16:24-25). “Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4).

Apa yang dikatakan oleh ayat-ayat ini adalah bahwa kita memiliki pilihan. Kita bisa terus berusaha mengarahkan hidup kita sendiri (dan sebagai hasilnya hidup dalam kehidupan yang kosong) atau kita bisa memilih untuk mengikuti Tuhan dan rencanaNya bagi hidup kita, mengikutiNya dengan sepenuh hati (hasilnya, hidup yang penuh, cita-cita kesampaian, dan mendapatkan kepuasan). Hal ini karena Pencipta kita mengasihi kita dan menghendaki yang terbaik bagi kita (bukan selalu yang paling mudah, tapi yang paling memuaskan).

Sebagai penutup, saya ingin membagikan sebuah perumpamaan yang saya pinjam dari seorang teman pendeta. Jikalau Anda adalah penggemar olahraga dan Anda memutuskan untuk pergi ke pertandingan professional, Anda dapat membayar beberapa Rupiah /dollar, dan duduk di barisan paling atas di stadion, atau Anda merogoh beberapa ratus rupiah/dollar dan duduk dekat dengan lapangan pertandingan. Demikian pula dengan hidup keKristenan. Menyaksikan Tuhan bekerja SECARA LANGSUNG bukanlah bagian dari orang-orang Kristen hari Minggu. Menyaksikan Allah bekerja SECARA LANGSUNG adalah bagi murid-murid Tuhan yang sepenuh hati, yang telah berhenti mengejar keinginan mereka sendiri dalam hidup ini supaya mereka bisa mengejar rencana Tuhan. MEREKA telah membayar harga (penyerahan penuh kepada Kristus dan kehendakNya); mereka menikmati hidup secara penuh; dan mereka bisa memandang diri sendiri, teman-teman mereka, dan Pencipta mereka tanpa ada penyesalan. Sudahkah Anda membayar harga? Apakah Anda bersedia? Jika demikian, Anda tidak akan pernah kehilangan makna atau tujuan hidup lagi.



Bagaimana saya mengetahui bahwa saya jatuh cinta?



Jawaban:
Natur kemanusiaan kita memberitahu kita bahwa cinta tidak lebih dari emosi. Kita mengambil keputusan berdasarkan emosi kita, bahwa menikah karena kita merasa “jatuh cinta.” Inilah alasan mengapa kurang lebih setengah dari pernikahan pertama berakhir dengan perceraian. Alkitab mengajar kita bahwa cinta sejati bukanlah sekedar emosi yang datang dan pergi tapi adalah sebuah keputusan. Kita bukan hanya mencintai orang yang mencintai kita, kita bahkan perlu mencintai mereka yang membenci kita, sama seperti Kristus mengasihi mereka yang tidak dapat dikasihi (Lukas 6:35). “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1 Korintus 13:4-7).

Adalah sangat mudah untuk jatuh cinta dengan seseorang namun ada beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada diri sendiri sebelum memutuskan bahwa “radar cinta” Anda menuntun Anda ke arah yang benar. Pertama apakah orang tsb adalah orang Kristen, artinya apakah mereka telah memberi hidup mereka kepada Kristus dan percaya kepadaNya untuk keselamatan mereka? Juga perlu dipertanyakan, jika seseorang mau memberi hati dan perasaan mereka pada satu orang, apakah mereka bersedia untuk menempatkan orang tsb di atas orang-orang lain dan menempatkan hubungan mereka, setelah menikah, di atas segala-galanya, kecuali dalam hubungannya dengan Tuhan? Alkitab mengatakan ketika dua orang menikah, mereka menjadi satu daging (Kejadian 2:24; Matius 19:5).

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah apakah orang tsb adalah calon pasangan hidup yang baik? Apakah mereka telah mendahulukan Tuhan di dalam hidup mereka? Apakah mereka bersedia menggunakan waktu dan tenaga mereka untuk membantu membangun hubungan pernikahan yang bertahan seumur hidup? Apakah orang itu adalah seseorang yang Anda mau nikahi? Tidak ada tongkat pengukur untuk menentukan kapan kita jatuh cinta pada seseorang, namun penting untuk membedakan apakah kita sekedar mengikuti emosi kita atau mengikuti kehendak Tuhan untuk hidup kita.

Kamis, 24 Juli 2014

Apakah Allah masih memberi penglihatan pada zaman sekarang?


Jawaban:
Dapatkah Allah memberi penglihatan pada orang-orang pada zaman sekarang? Ya! Apakah Allah memberi penglihatan pada orang-orang pada zaman sekarang? Mungkin. Patutkah kita mengharapkan penglihatan sebagai sesuatu yang lumrah? Tidak! Sebagaimana dicatat dalam Alkitab, Allah telah berkali-kali berbicara kepada orang-orang dengan perantaraan penglihatan. Contoh-contohnya meliputi Yusuf anak Yakub, Yusuf suami Maria, Salomo, Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Petrus, Paulus dan banyak lagi yang lainnya. Nabi Yoel menubuatkan dicurahkannya penglihatan dan hal ini dikonfirmasikan oleh Rasul Petrus dalam Kisah pasal 2. Catatan: perbedaan antara penglihatan dan mimpi adalah bahwa penglihatan diberikan ketika orang “bangun/sadar” sementara mimpi diberikan ketika orang “tertidur.”

Di banyak bagian dunia Allah nampaknya menggunakan penglihatan secara ekstensif. Di daerah-daerah di mana tidak banyak berita Injil yang tersedia, Allah membawa beritaNya kepada umatNya secara langsung. Hal ini konsisten dengan contoh Alkitab bahwa penglihatan sering dipergunakan Allah untuk mengungkapkan kebenaranNya pada hari-hari awal dari keKristenan (lihat kitab Kisah Rasul). Jika Alllah ingin mengkomunikasikan beritaNya secara pribadi, Dia dapat saja menggunakan cara apapun yang Dia pandang perlu – misionari, malaikat, penglihatan, mimpi, dll. Tentunya Allah juga mampu memberikan penglihatan di tempat-tempat di mana berita Injil telah tersedia. Tidak ada batas untuk apa yang dapat dilakukan Allah.

Pada saat yang sama, kita mesti berhati-hati sekali ketika berbicara mengenai penglihatan dan penafsiran dari penglihatan. Kita mesti ingat bahwa Alkitab telah lengkap dan memberitahukan segala yang kita perlu tahu. Kebenaran utama adalah bahwa jika Allah memberi penglihatan, hal itu akan persis sesuai dengan apa yang telah diungkapkanNya dalam Alkitab. Penglihatan tidak pernah boleh mendapat otoritas yang sama atau lebih tinggi dari Firman Allah. Firman Allah adalah otoritas tertinggi dari iman dan cara hidup orang Kristen. Jika Anda percaya bahwa Anda mendapat penglihatan dan merasa bahwa barangkali Allah memberikan itu kepada Anda, telitilah Firman Tuhan dengan sikap berdoa dan pastikan bahwa penglihatan Anda sesuai dengan Alkitab. Jika begitu, dengan berdoa pertimbangkan apa yang Allah mau Anda lakukan sebagai respon terhadap penglihatan itu (Yakobus 1:5). Allah tidak akan memberi penglihatan kepada seseorang dan membiarkan makna dari penglihatan itu tersembunyi. Dalam Alkitab, ketika seseorang menanyakan makna dari penglihatan kepada Allah, Allah memastikan bahwa maknanya dijelaskan kepada orang itu (lihat Daniel 8:15-17).

Selasa, 22 Juli 2014

Apa itu pertumbuhan rohani?


Pertumbuhan rohani ada proses menjadi makin serupa dengan Yesus Kristus. Ketika kita menempatkan iman kita kepada Yesus, Roh Kudus memulai proses menjadikan kita makin serupa dengan Yesus, menjadikan kita sama dengan gambarNya. Pertumbuhan rohani barangkali diuraikan dengan paling jelas dalam 2 Petrus 1:3-8 yang memberitahukan kita bahwa dengan kuasa Allah Dia “telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Dalam Galatia 5:19-23 ada dua macam daftar. Galatia 5:19-21 mencatat “perbuatan daging.” Hal-hal ini adalah hal-hal yang merupakan kehidupan kita sebelum kita percaya Yesus untuk keselamatan kita. Perbuatan-perbuatan kedagingan adalah kegiatan-kegiatan yang kita akui, sesali dan dengan pertolongan Tuhan kita kalahkan. Saat kita mengalami pertumbuhan rohani, makin sedikit “perbuatan-perbuatan kedagingan” yang nyata dalam hidup kita. Daftar kedua adalah “buah Roh” (Galatia 5:22-33). Ini adalah hal-hal yang merupakan kehidupan kita setelah kita mengalami keselamatan di dalam Yesus Kristus. Pertumbuhan rohani dinyatakan dengan makin nyatanya buah Roh dalam kehidupan orang percaya.
Ketika terjadi perubahan hidup karena diselamatkan, pertumbuhan rohani dimulai. Roh Kudus berdiam di dalam kita (Yohanes 14:16-17). Kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17). pribadilama kita digantikan dengan yang baru (Roma 6-7). Pertumbuhan rohani adalah proses seumur hidup yang terjadi melalui mempelajari dan menerapkan Firman Tuhan (2 Timotius 3:16-17), dan berjalan dengan Roh (Galatia 5:16-26). Untuk bertumbuh secara rohani, kita dapat berdoa kepada Tuhan, minta Dia memberi hikmat untuk bagian-bagian apa dalam hidup kita yang Dia ingin kita bertumbuh. Kita dapat memohon kepada Tuhan untuk menolong kita meningkatkan iman dan pengetahuan kita akan Dia. Tuhan menghendaki kita untuk bertumbuh secara rohani. Tuhan telah memberi kita segala yang kita butuhkan untuk mengalami pertumbuhan rohani. Dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat mengalahkan dosa dan dengan pasti makin menjadi serupa dengan Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus.

Ada yang berpendapat bahwa kebangkitan Kristus adalah sekedar legenda belaka, bukan sejarah. Benarkah pendapat ini?


Ada orang yang mengkritik bahwa Injil telah mengaburkan sejarah tentang Yesus dari Nazaret dengan menyelubunginya dengan sejumlah dongeng dan legenda [1]. Mereka mengklaim bahwa kebangkitanNya sebagaimana disaksikan oleh Injil adalah sekedar legenda saja dan bukan kenyataan. Empat ALASAN berikut membuktikan bahwa pendapat ini salah.
  1. Perbandingan secara literatur membuktikan bahwa dongeng dan legenda membutuhkan waktu beberapa generasi untuk dikembangkan. Tak ada hubungannya antara pengembangan suatu cerita legenda karena banyak saksi mata yang masih hidup dan berkembang dalam jangka waktu yang pendek dalam jaman perjanjian baru.[2] (for more info) Riset sejarah menunjukkan kepercayaan yang segera timbul akan kebangkitan Kristus. Iman kepercayaan para rasul mula-mula adalah tentang kebangkitan Kristus (1 Korintus 15 :3-9). Kejadian dalam 1 Korintus ini diperkirakan terjadi 3 sampai 7 tahun setelah kematian dan kebangkitan Kristus. [3]. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan publik sebelumnya.
    Para peneliti pun setuju bahwa surat pertama Rasul Paulus ditulis kurang lebih 25 tahun setelah pelayanan Yesus, dan keempat Injil ditulis 21 tahun setelah pelayanan Yesus (tak lebih dari enam puluh lima tahun)[4]. Kotbah para Rasul selalu berpusat pada kebangkitan Kristus. Dan dalam waktu yang singkat umat Yahudi di seluruh kerajaan Romawi yang percaya padaNya merubah hari kebaktian mereka dari hari ketujuh setiap minggu menjadi hari pertama untuk merayakan kebangkitan Kristus.
    Ratusan saksi melihat Kristus hidup setelah kematianNya. Dalam satu kejadian Ia menampakkan diri kepada 500 orang sekaligus (1 Korintus 15:6).

  2. Banyak saksi mata dalam pelayanan Kristus menunjukkan sikap bermusuhan terhadap Yesus seperti dinyatakan oleh Injil (Matius 12 :24). Lawan-lawannya mempunyai motivasi untuk menjatuhkanNya, namun mereka tak pernah sekalipun menemukan kesalahanNya.[5]
  3. Injil tidak mmirip legenda Yahudi maupun Yunani. Injil sama sekali tidak memuat kisah pahlawan yang legendaris.[6] Sebagai contoh ada enam faktor dalam Yohanes 20 yang ganjil dan bertentangan dengan tendensi kisah legenda:
    • Dengan pengendalian yang kuat, tidak ada usaha yang dilakukan menjelaskan tentang kebangkitanNya.
    • Maria Magdalena pada mulanya tidak mengenali Tuhan Yesus yang telah bangkit (Yohanes 20:14).
    • Bahkan ia tidak mengetahui adanya sesuatu yang khusus tentang Dia (Yohanes 20 :16)
    • Pada akhir hari itu, para Rasul bersembunyi karena ketakutan terhadap orang Yahudi (Yohanes 20:19)
    • Adalah suatu hal yang luar biasa jika Yohanes memilih seorang wanita sebagai saksi mata pertama akan kebangkitan Yesus, karena pada masa itu kesaksian seorang wanita tidak sah secara hukum.[7]
    • Bahkan keberanian mereka sehari setelah kebangkitan bertentangan dengan ketakutan mereka sebelumnya yang memalukan itu.
  4. Bangsa Yahudi bukanlah suku bangsa yang dengan mudah dapat menciptakan legenda tentang Kristus. Karena budaya (budaya monoteis dan pengenalan akan Tuhan) mereka sangat menentang akan legenda-legenda yang menipu manusia.[8]
 ENAM KEBERATAN SKEPTIS yang sering disampaikan oleh mereka yang mengkritik kebangkitan Kristus:

  1. Kebangkitan Kristus adalah mitos, bukan sejarah.
  2. Cerita tentang Kebangkitan penuh dengan kontradiksi.
  3. Keajaiban tidak mungkin terjadi. 
  4. Tubuh Yesus telah dicuri.
  5. Yesus hanya pingsan dan kemudian sembuh dari luka-lukaNya.
  6. Saksi mata hanya “melihat apa adanya” 


REFERENSI DAN CATATAN KAKI

  1. Rudolf Bultmann, Jesus Christ and Mythology (Scribner's, 1958). [up]
  2. John A.T. Robinson berpendapat bahwa penghancuran Yerusalem yang dilakukan pada tahun 70 SM maka Perjanjian Baru ditulis pada masa sebelum itu. Karena sejak penghancuran tersebut semakin mendukung ajaran Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus Kristus telah mengganti sistem pengorbanan (Yohanes 1:29, Ibrani 10:12) Perjanjian Baru secara pati juga menghubungkan penghancuran tersebut dengan kiamat (Lukas 21:25-28). [John A.T. Robinson, Redating the New Testament (SCM Press, 1976).] John Macquarrie menulis, "Legenda biasanya mengambil tempat dan waktu yang tak jelas di masa lalu, berbeda dengan Injil yang menjelaskan tempat secara jelas di Palestina dan dalam masa pemerintahan Pontius Pilatus, pada masa satu generasi atau dua generasi sebelum Perjanjian Baru ditulis" [John Macquarrie, God-Talk: An Examination of the Language and Logic of Theology (Harper, 1967), pp. 177-180.]
    A.N. Sherwin-White menulis, "Para kritikus agnostic akan dapat lebih dipercaya jika Injil lebih tua umurnya… Herodotus (sejarawan Mesir yang menuliskan tentang Kristus dalam salah satu beritanya) menunjukkan pada kita bahwa jarak dua generasi amatlah pendek untuk mengembangkan suatu legenda." [A.N. Sherwin-White, Roman Society and Roman Law in the New Testament (Oxford University Press, 1963), pp. 189-190.] [up]

  3. See Reginald Fuller, Foundations of New Testament Christology (Scribner's, 1965), p. 142. [up]
  4. See Frederick Fyvie Bruce, The New Testament Documents: Are They Reliable? (Downer's Grove, IL: InterVarsity Press, 1972), pp. 11f, 14f. [up]
  5. Eta Linnemann, menulis, "Para saksi mata (baik musuh maupun simpatisan tidaklah menghilang begitu saja dalam masa 20 tahun. Sampai dengan tahun 70 SM … yang pada masa itu mereka dengan berani bersaksi sehingga mereka mendapat suatu pengakuan.") [Eta Linnemann, Is There a Synoptic Problem? (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1992), p. 64.] Menarik untuk disimak, Dr. Linnemann sebelumnya pengkritik negatip terhadap Perjanjian Baru sebagaimana Rudolf Bultmann. Setelah merubah pendapatnya semula, dia sekarang meminta pembaca membuang karyanya terdahulu. [up]
  6. Michael Grant menulis, "Kritikus modern telah gagal untuk mengembangkan teori Legenda Kristus (seperti Osiris, Mithras dan lain-lain). Dan telah dijawab oleh para ahli.") [Michael Grant, Jesus: An Historian's Review of the Gospels (Scribner's, 1977), p. 200.] [up]
  7. Michael Green, The Empty Cross of Jesus (Downer's Grove, Illinois: InterVarsity Press, 1984), p. 115. [up]
  8. M. Grant. menulis, "Yudaisme sangat asing dengan doktrin kelahiran dan kematian dewa-dewa." [Michael Grant, Jesus: An Historian's Review of the Gospels (Scribner's, 1977), p. 199.] Oxford's N.T. Wright membantah pernyataan Spong bahwa Injil adalah Jewish midrash dan karenanya merupakan fantasi N.T. Wright, Who Was Jesus? (Wm. B. Eerdmans Pub. Co, 1992). Keduanya berbeda aliran. Dan midrash sebenarnya bukan fantasi, namun materi yang “dikendalikan dengan ketat” (p. 71f). Lihat juga Paul Barnett, Peter Jensen and David Peterson, Resurrection: Truth and Reality: Three Scholars Reply to Bishop Spong (Aquila, 1994). [up]

Bagaimana saya bisa yakin tentang keselamatan?

Banyak orang berjuang dengan ketidakpastian tentang keselamatan mereka. Jika Saudara menghadapi hal ini, ada beberapa pertanyaan yang dapat Saudara ajukan kepada diri Saudara sendiri untuk membantu Saudara dapat yakin tentang hubungan pribadi Saudara dengan Tuhan.
  1. Sudahkah saya percaya kepada Yesus Kristus sebagai pengganti dosa-dosa saya dan menerimaNya sebagai penyelamat pribadi?
    Alkitab mengatakan bahwa hanya inilah satu-satunya jalan untuk mendapatkan keselamatan.
    “Tetapi semua orang yang menerimanya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya.” (Yohanes 1:12).
  2. Apakah Saudara lebih mempercayai perasaan Saudara daripada firman Tuhan, sebagai kepastian dari keselamatan?
    Alkitab berkata:
    “Barangsiapa percaya kepada Anak ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yohanes 3:36).
    “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” (Yohanes 5:24).
  3. Apakah Saudara mendasarkan keselamatan atas apa yang telah Saudara lakukan bagi Tuhan, daripada apa yang telah Tuhan lakukan bagi Saudara?
    Alkitab berkata bahwa bukan apa yang kita perbuat untuk memperoleh keselamatan. Allah, karena kasih karuniaNya, mengerjakan semua yang diperlukan supaya selesai.
    “Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya.” (Titus 3:5a).
    “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9).
    Alkitab mengatakan bahwa kita dapat meyakini bahwa kita memiliki hidup yang kekal jika kita percaya kepada Yesus sebagai penyelamat kita! “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.” (1 Yoh 5:11-13).

"Apakah karunia berbahasa roh?"


Jawaban: Terjadinya pertama berbicara dalam bahasa roh terjadi pada hari Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2: 1-4. Para rasul keluar dan membagikan Injil dengan orang banyak, berbicara kepada mereka dalam bahasa mereka sendiri: "Kita mendengar mereka menyatakan keajaiban Allah dalam bahasa kita sendiri" (Kisah Para Rasul 2:11). Kata Yunani lidah diterjemahkan secara harfiah berarti "bahasa." Oleh karena itu, karunia lidah berbicara dalam bahasa seseorang tidak tahu dalam rangka untuk melayani seseorang yang tidak berbicara bahasa tersebut. Dalam 1 Korintus pasal 12-14, Paulus membahas hadiah ajaib, mengatakan, "Sekarang, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berbicara dalam bahasa roh, apa gunanya saya adalah untuk Anda, kecuali aku membawakan beberapa wahyu atau pengetahuan atau nubuat atau kata instruksi "(1 Korintus 14: 6)?. Menurut Rasul Paulus, dan sesuai dengan lidah dijelaskan dalam Kisah Para Rasul, berbicara dalam bahasa roh berharga untuk pesan Allah satu sidang dalam bahasa sendiri, tetapi ia tidak berguna untuk orang lain kecuali ditafsirkan / diterjemahkan.
Seseorang dengan karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 12:30) bisa memahami apa yang lidah-speaker mengatakan meskipun ia tidak tahu bahasa yang diucapkan. Lidah juru kemudian akan mengkomunikasikan pesan dari lidah speaker untuk orang lain, sehingga semua bisa mengerti. "Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh harus berdoa agar ia dapat menafsirkan apa yang dia katakan" (1 Korintus 14:13). Kesimpulan Paulus mengenai lidah yang tidak ditafsirkan sangat kuat: "Tapi di gereja saya lebih suka berbicara lima kata dimengerti untuk mengajar orang lain dari sepuluh ribu kata dalam lidah" ​​(1 Korintus 14:19).
Apakah karunia lidah untuk hari ini? I Korintus 13: 8 menyebutkan karunia lidah berhenti, meskipun menghubungkan lenyapnya dengan kedatangan "sempurna" dalam 1 Korintus 13:10. Beberapa titik perbedaan dalam tegang dari kata kerja Yunani yang mengacu pada nubuat dan pengetahuan "lenyapnya" dan bahwa bahasa roh "yang berhenti" sebagai bukti lidah berhenti sebelum kedatangan "sempurna." Sementara mungkin, hal ini tidak secara eksplisit jelas dari teks. Beberapa juga menunjukkan ayat-ayat seperti Yesaya 28:11 dan Yoel 2: 28-29 sebagai bukti bahwa berbicara dalam bahasa roh adalah tanda penghakiman melaju Allah. I Korintus 14:22 menjelaskan lidah sebagai "tanda untuk orang-orang kafir." Menurut argumen ini, karunia lidah adalah peringatan bagi orang-orang Yahudi bahwa Allah akan menghakimi Israel karena menolak Yesus Kristus sebagai Mesias. Karena itu, ketika Allah ternyata memang hakim Israel (dengan kehancuran Yerusalem oleh Romawi pada tahun 70), karunia lidah tidak lagi melayani tujuan yang telah ditetapkan. Sementara pandangan ini mungkin, tujuan utama dari lidah terpenuhi tidak selalu menuntut penghentian tersebut. Alkitab tidak konklusif menyatakan bahwa karunia berbahasa lidah telah berhenti.
Pada saat yang sama, jika karunia berbahasa lidah yang aktif di gereja hari ini, itu akan dilakukan sesuai dengan Kitab Suci. Ini akan menjadi nyata dan dimengerti bahasa (1 Korintus 14:10). Ini akan menjadi untuk tujuan berkomunikasi Firman Tuhan dengan orang dari bahasa lain (Kis 2: 6-12). Ini akan menjadi sesuai dengan perintah Allah memberikan melalui Rasul Paulus, "Jika ada yang berkata lidah, dua-atau sebanyak-banyaknya tiga-berbicara, satu per satu, dan seseorang harus menafsirkan. Jika tidak ada penerjemah, pembicara harus tetap tenang dalam gereja dan berbicara kepada dirinya sendiri dan Allah "(1 Korintus 14: 27-28). Hal ini juga akan sesuai dengan 1 Korintus 14:33, "Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai, seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus."
Allah pasti dapat memberikan seseorang karunia berbahasa lidah untuk memungkinkan dia untuk berkomunikasi dengan orang yang berbicara bahasa lain. Roh Kudus adalah berdaulat dalam dispersi dari karunia rohani (1 Korintus 12:11). Coba bayangkan berapa banyak lagi misionaris produktif bisa jika mereka tidak harus pergi ke sekolah bahasa, dan langsung dapat berbicara dengan orang-orang dalam bahasa mereka sendiri. Namun, Tuhan tampaknya tidak akan melakukan hal ini. Bisa tampaknya tidak terjadi hari ini dengan cara itu dalam Perjanjian Baru, meskipun fakta bahwa itu akan sangat berguna. Sebagian besar orang percaya yang mengaku berlatih karunia berbahasa lidah tidak melakukannya sesuai dengan Kitab Suci yang disebutkan di atas. Fakta-fakta ini mengarah pada kesimpulan bahwa karunia lidah telah berhenti atau setidaknya jarang di rencana Allah bagi gereja hari.

"Apa kata Alkitab katakan tentang pernak-pernik tato / body?"


Jawaban: Hukum Perjanjian Lama memerintahkan orang Israel, "Jangan memotong tubuh Anda untuk mati atau meletakkan tanda tato di dirimu. Akulah TUHAN "(Imamat 19:28). Jadi, meskipun orang-orang percaya saat ini tidak berada di bawah hukum PL (Roma 10: 4; Galatia 3: 23-25; Efesus 2:15), fakta bahwa ada perintah terhadap tato harus meningkatkan beberapa pertanyaan. Perjanjian Baru tidak mengatakan apa-apa tentang apakah atau tidak percaya harus mendapatkan tato.
Sehubungan dengan tato dan tindik tubuh, tes yang baik adalah untuk menentukan apakah kita dapat dengan jujur, dalam hati nurani yang baik, minta Tuhan memberkati dan menggunakan kegiatan tertentu untuk tujuan-Nya sendiri. "Jadi apakah Anda makan atau minum atau apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Korintus 10:31). Perjanjian Baru tidak memerintahkan terhadap tato atau tindik tubuh, tetapi juga tidak memberi kita alasan untuk percaya bahwa Tuhan ingin kita mendapatkan tato atau tindik tubuh.
Sebuah prinsip alkitabiah yang penting pada isu-isu Alkitab tidak secara khusus membahas adalah jika ada ruang untuk keraguan apakah itu menyenangkan Tuhan, maka yang terbaik adalah untuk tidak terlibat dalam kegiatan itu. Roma 14:23 mengingatkan kita bahwa apa pun yang tidak berasal dari iman, adalah dosa. Kita perlu ingat bahwa tubuh kita, serta jiwa kita, telah ditebus dan menjadi milik Tuhan. Meskipun 1 Korintus 6: 19-20 tidak secara langsung berlaku untuk tato atau tindik tubuh, itu tidak memberi kita prinsip: "Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yang telah Anda terima dari Tuhan? Kamu bukan milik kamu sendiri; Anda telah dibeli dengan harga. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu. "Kebenaran besar ini harus memiliki bantalan nyata pada apa yang kita lakukan dan di mana kita pergi dengan tubuh kita. Jika tubuh kita adalah milik Tuhan, kita harus memastikan bahwa kita memiliki "izin" jelas Nya sebelum kita "menandai mereka" dengan tato atau tindikan tubuh.


"Masturbasi - apakah itu dosa menurut Alkitab?"


Jawaban: Alkitab tidak pernah secara eksplisit menyebutkan masturbasi atau menyatakan apakah atau tidak masturbasi adalah dosa. Alkitab yang paling sering menunjuk dalam hal masturbasi adalah kisah Onan dalam Kejadian 38: 9-10. Beberapa menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa "menumpahkan benih" di tanah adalah dosa. Namun, itu tidak tepat apa bagian itu katakan. Allah mengutuk Onan bukan untuk "menumpahkan benihnya" tetapi karena Onan menolak untuk memenuhi kewajibannya untuk memberikan ahli waris bagi saudaranya itu. Bagian ini bukan tentang masturbasi, melainkan tentang memenuhi tugas keluarga. Sebuah bagian kedua kadang-kadang digunakan sebagai bukti untuk masturbasi yang menjadi dosa adalah Matius 5: 27-30. Yesus berbicara menentang memiliki pikiran penuh nafsu dan kemudian berkata, "Jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, potonglah dan buanglah itu." Meskipun ada persamaan antara bagian ini dan masturbasi, tidak mungkin bahwa masturbasi adalah apa yang Yesus menyinggung .
Sementara Alkitab tidak secara eksplisit menyatakan bahwa masturbasi adalah dosa, tidak ada pertanyaan apakah tindakan yang mengarah pada masturbasi adalah dosa. Masturbasi hampir selalu merupakan hasil dari pikiran penuh nafsu, rangsangan seksual, dan / atau gambar-gambar porno. Ini adalah masalah ini yang perlu ditangani. Jika dosa nafsu, pikiran tidak bermoral, dan pornografi ditinggalkan dan mengatasi, masturbasi akan menjadi non-isu. Banyak orang berjuang dengan perasaan bersalah tentang masturbasi, walaupun pada kenyataannya, hal-hal yang menyebabkan tindakan tersebut jauh lebih sesuai dengan pertobatan.
Ada beberapa prinsip Alkitab yang dapat diterapkan untuk masalah masturbasi. Efesus 5: 3 menyatakan, "Di antara Anda tidak boleh ada bahkan sedikit percabulan, atau apapun kenajisan." Sulit untuk melihat bagaimana masturbasi dapat lulus bahwa tes tertentu. Alkitab mengajarkan kita, "Jadi apakah Anda makan atau minum atau apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Korintus 10:31). Jika Anda tidak bisa memberikan kemuliaan bagi Allah sesuatu, Anda tidak harus melakukannya. Jika seseorang tidak sepenuhnya yakin bahwa suatu kegiatan yang menyenangkan Allah, maka itu adalah dosa: "Segala sesuatu yang tidak berasal dari iman, adalah dosa" (Roma 14:23). Selanjutnya, kita perlu ingat bahwa tubuh kita telah ditebus dan menjadi milik Tuhan. "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yang kamu peroleh dari Allah? Kamu bukan milik kamu sendiri; Anda telah dibeli dengan harga. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu "(1 Korintus 6: 19-20). Kebenaran agung ini harus memiliki bantalan nyata pada apa yang kita lakukan dengan tubuh kita. Mengingat prinsip-prinsip ini, kesimpulan bahwa masturbasi adalah dosa adalah Alkitab. Jelas, masturbasi tidak memuliakan Allah; tidak menghindari munculnya amoralitas, juga tidak lolos uji memiliki kepemilikan Allah atas tubuh kita.


Pernyataan Iman

Bagian 1: Alkitab
Kami percaya bahwa Alkitab, terdiri dari Perjanjian Lama dan Baru, menjadi terinspirasi, salah, dan Firman Allah (Matius 5:18; 2 Timotius 3: 16-17). Dalam iman kita memegang Alkitab menjadi tanpa salah dalam tulisan-tulisan aslinya, nafas Allah, dan merupakan otoritas yang sempurna dan tertinggi dalam hal iman dan praktek (2 Timotius 3: 16-17). Sementara masih menggunakan gaya penulisan masing-masing penulis manusia, Roh Kudus sempurna menuntun mereka untuk memastikan mereka menulis persis apa yang diinginkannya Ia menulis, tanpa kesalahan atau kelalaian (2 Petrus 1:21).
Bagian 2: Allah
Kami percaya pada satu Tuhan, yang adalah Pencipta dari semua (Ulangan 6: 4; Kolose 1:16), yang telah menyatakan diri-Nya dalam tiga Pribadi yang berbeda-Bapa, Anak, dan Roh Kudus (2 Korintus 13:14), namun yang satu dalam keberadaan, esensi, dan kemuliaan (Yohanes 10:30). Allah adalah kekal (Mazmur 90: 2), tak terbatas (1 Timotius 1:17), dan berdaulat (Mazmur 93: 1). Allah Mahatahu (Mazmur 139: 1-6), di mana-mana (Mazmur 139: 7-13), mahakuasa (Wahyu 19: 6), dan tidak berubah (Maleakhi 3: 6). Allah itu kudus (Yesaya 6: 3), hanya (Ulangan 32: 4), dan benar (Keluaran 09:27). Allah adalah kasih (1 Yohanes 4: 8), ramah (Efesus 2: 8), penyayang (1 Petrus 1: 3), dan baik (Roma 8:28).

Bagian 3: Yesus Kristus
Kami percaya pada keilahian Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang berinkarnasi, Allah dalam wujud manusia, gambar dinyatakan Bapa, yang, tanpa berhenti menjadi Allah, menjadi manusia agar Ia bisa menunjukkan siapa Tuhan dan menyediakan sarana keselamatan bagi umat manusia (Matius 1:21; Yohanes 1:18; Kolose 1:15).

Kami percaya bahwa Yesus Kristus dikandung dari Roh Kudus dan lahir dari anak dara Maria; bahwa Dia benar-benar sepenuhnya Allah dan benar-benar sepenuhnya manusia; bahwa Dia hidup sempurna, hidup tanpa dosa; bahwa semua ajaran-Nya adalah benar (Yesaya 14; Matius 01:23). Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus mati di kayu salib bagi seluruh umat manusia (1 Yohanes 2: 2) sebagai korban pengganti (Yesaya 53: 5-6). Kami percaya bahwa kematian-Nya cukup untuk memberikan keselamatan bagi semua orang yang menerima-Nya sebagai Juruselamat (Yohanes 1:12, Kisah Para Rasul 16:31); bahwa pembenaran kita didasarkan pada penumpahan darah-Nya (Roma 5: 9; Efesus 1: 7); dan bahwa itu dibuktikan oleh literal, kebangkitan fisik-Nya dari antara orang mati (Matius 28: 6; 1 Petrus 1: 3).

Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus naik ke Surga dalam tubuh kemuliaan-Nya (Kisah Para Rasul 1: 9-10) dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah sebagai Imam Besar kita dan Advokat (Roma 8:34; Ibrani 7:25).

Bagian 4: Roh Kudus
Kami percaya akan keillahian dan kepribadian Roh Kudus (Kisah Para Rasul 5: 3-4). Dia melahirkan kembali orang-orang berdosa (Titus 3: 5) dan berdiam orang percaya (Roma 8: 9). Dia adalah agen oleh siapa Kristus membaptis semua orang percaya ke dalam tubuh-Nya (1 Korintus 12: 12-14). Dia adalah segel oleh siapa Bapa menjamin keselamatan orang-orang percaya kepada hari penebusan (Efesus 1: 13-14). Dia adalah Guru Illahi yang menerangi hati dan pikiran orang-orang percaya saat mereka mempelajari Firman Allah (1 Korintus 2: 9-12).

Kami percaya bahwa Roh Kudus berdaulat penuh dalam distribusi karunia rohani (1 Korintus 12:11). Kami percaya bahwa karunia-karunia ajaib dari Roh, sementara tidak berarti di luar kemampuan Roh Kudus untuk memberdayakan, fungsi tidak lagi pada tingkat yang sama mereka lakukan di awal perkembangan gereja (1 Korintus 12: 4-11; 2 Korintus 12 : 12; Efesus 2:20; 4: 7-12).

Bagian 5: Angels and Demons
Kami percaya pada keberadaan dan kepribadian dari malaikat. Kami percaya bahwa Tuhan menciptakan para malaikat untuk menjadi hamba dan utusan-Nya (Nehemia 9: 6; Mazmur 148: 2; Ibrani 1:14).
Kami percaya pada keberadaan dan kepribadian dari Iblis dan setan. Iblis adalah malaikat yang jatuh yang memimpin sekelompok malaikat memberontak melawan Allah (Yesaya 14: 12-17; Yehezkiel 28: 12-15). Dia adalah musuh besar Allah dan manusia, dan setan-setan adalah hamba-Nya dalam kejahatan. Dia dan roh-roh jahatnya akan selamanya dihukum dalam lautan api (Matius 25:41, Wahyu 20:10).
Bagian 6: Kemanusiaan
Kami percaya bahwa manusia muncul melalui penciptaan langsung dari Allah dan manusia yang unik diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1: 26-27). Kami percaya bahwa semua umat manusia, karena kejatuhan Adam, telah mewarisi natur dosa, bahwa semua manusia memilih untuk berdosa (Roma 3:23), dan bahwa semua dosa adalah sangat bertentangan dengan Allah (Roma 6:23). Kemanusiaan adalah benar-benar tidak dapat memperbaiki hal ini negara jatuh (Efesus 2: 1-5,12).

Bagian 7: Salvation
Kami percaya bahwa keselamatan adalah karunia kasih karunia Allah melalui iman dalam karya paripurna Yesus Kristus di kayu salib (Efesus 2: 8-9). Kematian Kristus dapat sepenuhnya pembenaran melalui iman dan penebusan dari dosa. Kristus mati menggantikan kita (Roma 5: 8-9) dan menanggung dosa-dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri (1 Petrus 2:24).

Kami percaya bahwa keselamatan diterima oleh anugerah, melalui iman di dalam Kristus. Perbuatan baik dan ketaatan adalah hasil dari keselamatan, bukan persyaratan untuk keselamatan. Karena kebesaran, kecukupan, dan kesempurnaan pengorbanan Kristus, semua orang yang telah benar-benar menerima Kristus sebagai Juruselamat memiliki jaminan kekal dalam keselamatan, disimpan oleh kuasa Allah, dijamin dan dimeteraikan dalam Kristus untuk selamanya (Yohanes 6: 37-40; 10:27 -30; Roma 8: 1, 38-39; Efesus 1: 13-14; 1 Petrus 1: 5; Yudas 24).  Sama seperti keselamatan tidak dapat diperoleh dengan perbuatan baik, juga tidak perlu perbuatan baik dipelihara atau dipertahankan. Perbuatan baik dan mengubah kehidupan adalah hasil tak terelakkan dari keselamatan (Yakobus 2).

Bagian 8: Gereja
Kami percaya bahwa Gereja, Tubuh Kristus, adalah organisme rohani yang terdiri dari semua orang percaya zaman ini sekarang (1 Korintus 12: 12-14; 2 Korintus 11: 2; Efesus 1: 22-23, 5: 25- 27). Kami percaya pada tata cara baptisan air percaya dengan pencelupan sebagai kesaksian Kristus dan identifikasi dengan-Nya, dan Perjamuan Tuhan sebagai peringatan akan kematian Kristus dan pencurahan darah (Matius 28: 19-20, Kisah Para Rasul 2: 41-42, 18 : 8; 1 Korintus 11: 23-26). Melalui gereja, orang percaya harus diajarkan untuk mematuhi Tuhan dan bersaksi tentang iman mereka di dalam Kristus sebagai Juruselamat dan untuk menghormati-Nya dengan hidup kudus. Kami percaya pada Amanat Agung sebagai misi utama dari Gereja. Ini adalah kewajiban semua orang percaya untuk bersaksi, dengan kata-kata dan kehidupan, untuk kebenaran Firman Tuhan. Injil kasih karunia Allah harus diberitakan ke seluruh dunia (Matius 28: 19-20; Kisah 1: 8; 2 Korintus 5: 19-20).

Bagian 9: Hal yang Datang
Kami percaya dengan harapan diberkati (Titus 2:13), kedatangan pribadi dan dekat dari Tuhan Yesus Kristus untuk mengangkat orang-orang kudus-Nya (1 Tesalonika 4: 13-18). Kami percaya pada kembalinya terlihat dan tubuh Kristus ke bumi dengan orang-orang kudus-Nya untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun yang dijanjikan (Zakharia 14: 4-11; 1 Tesalonika 1:10, Wahyu 3:10, 19: 11-16, 20: 1 -6). Kami percaya pada kebangkitan fisik dari semua orang-orang kudus untuk kekal sukacita dan kebahagiaan di bumi baru, dan orang-orang jahat untuk hukuman kekal di dalam lautan api (Matius 25:46, Yohanes 5: 28-29; Wahyu 20: 5 -6, 12-13).

Kami percaya bahwa jiwa orang percaya, pada saat kematian, absen dari tubuh dan hadir dengan Tuhan, di mana mereka menunggu kebangkitan mereka ketika roh, jiwa, dan tubuh yang bersatu kembali untuk dimuliakan selamanya dengan Tuhan (Lukas 23:43; 2 Korintus 5: 8; Filipi 1:23, 3:21; 1 Tesalonika 4: 16-17). kitan mereka ketika, dengan jiwa dan tubuh bersatu kembali, mereka akan muncul di pengadilan Tahta Putih Kami percaya bahwa jiwa orang-orang kafir tetap, setelah kematian, dalam kesengsaraan sadar sampai kebangdan akan dilemparkan ke dalam Lautan Api menderita hukuman kekal (Matius 25: 41-46; Markus 9: 43-48; Lukas 16: 19-26; 2 Tesalonika 1: 7-9; Wahyu 20: 11-15).


Senin, 21 Juli 2014

כיצד אני יכול לבשר לחברי ולבני משפחתי מבלי לפגוע בהם או להרחיק אותם?




שאלה: כיצד אני יכול לבשר לחברי ולבני משפחתי מבלי לפגוע בהם או להרחיק אותם?
תשובה: לכל מאמין יש בודאי בן משפחה, חבר, שותף לעבודה או מכר אשר איננו מאמין. לעתים קרובות קשה לבשר לאחרים. זה אפילו קשה יותר כאשר אנו מבשרים למישהו שהוא קרוב אלינו. כתבי הקודש אומרים לנו שיהיו אנשים אשר יעלבו משמיעת הבשורה (לוקס 51-53: 12). במיוחד קשה לחשוב ולהסתכן בהעלבה של מישהו אשר יש לנו קשר קרוב אליו. מכל מקום, אנו מצווים לבשר את הבשורה - אין לנו תירוצים לא לעשות זאת (מתי 19-20: 28; מעשי השליחים 1: 8; הראשונה לפטרוס 03:15).

אז, כיצד אוכל לבשר לבני משפחתי, חברים, שותפים לעבודה ו / או מכרים? הדבר החשוב ביותר שעלינו לעשות הינו להתפלל עבורם. התפלל שאלוהים ישנה את ליבם ויפתח את עיניהם לאמת הבשורה (השנייה אל הקורינתיים 4: 4). התפלל שאלוהים ישכנע אותם באהבתו אליהם ובצורך שלהם לישועה דרך ישוע המשיח (יוחנן 3:16). התפלל לחוכמה כיצד תוכל להדריך אותם (יעקוב 1: 5). בנוסף לתפילות, עליך גם לחיות חיים משיחיים ולתת לחייך להיות עדות עבורם על מנת שהם יוכלו לראות כיצד אלוהים שינה את חייך (הראשונה לפטרוס 1-2: 3). כפי שפרנסיס מאסיסי אמר פעם, "בשר את הבשורה כל הזמן ואם יש צורך השתמש במילים."

לאחר כל זאת, עליך להיות מוכן להיות נועז כאשר אתה מבשר את הבשורה. להצהיר על בשורת הישועה דרך ישוע המשיח לחבריך ובני משפחתך (אל הרומיים 9-10: 10). היה מוכן תמיד לדבר על אמונתך (הראשונה לפטרוס 03:15), עשה זאת בעדינות ובכבוד. באופן אולטימטיבי, עלינו לשים את אלה שאנחנו אוהבים בידיו של אלוהים. זהו כוחו וחסדו של אלוהים אשר מושיע אנשים, לא דרך מאמצינו. הדבר הטוב ביותר שאנו יכולים לעשות זה להתפלל עבורם, להעיד להם, ולחיות את חיינו כאמינים לפניהם!

प्रश्न: आत्मा की अगुवाई से बोलने का क्या अर्थ है? क्या आत्मा की अगुवाई में बोलने का वरदान आज भी है?


उत्तर: आत्मा में अगुवाई करने की पहली घटना प्रेरितों के काम 2: 1-4 में पिन्तेकुस्त के दिन घटित हुई. प्रेरित के भीड़ साथ सुसमाचार बांट रहे थे, उनसे उनकी भाषा में बातें करके; "परन्तु अपनी-अपनी भाषा में उन से परमेश्वर के बड़े-बड़े कामों की चर्चा सुनते हैं!" (प्रेरितों के काम 2: 11). यूनानी है शब्द 'बोलने' का साहित्यिक अर्थ 'भाषा'. इसलिये बोलने का वरदान किसी को उसकी भाषा में उपदेश देना है, उस भाषा को बोलकर जो व्यक्ति को नहीं आती है. (1कुरिन्थियों 12-14), जहॉ पौलुस आत्मिक वरदानों की चर्चा कर रहा था, उसने टिप्पणी करी, "इसलिये हे! भाईयों यदि मैं तुम्हारे पास आकर अन्य भाषा में बातें करूँ, और प्रकाश या ज्ञान, या भविष्यवाणी, या उपदेश की बातें तुम से ना कहूँ, तो मुझे तुम से क्या लाभ होगा? " (1कुरिन्थियों 14: 6). प्रेरित पौलुस के अनुसार, तथा के प्रेरितों काम में वर्णन की गई भाषा से सहमत होकर, आत्मा की अगुवाई में बोलना उस व्यक्ति के लिए बहुमूल्य है जो परमेश्वर का संदेश अपनी भाषा में सुनता है, परन्तु अन्य सभी के लिए महत्वहीन है-जब तक कि उसका भाषांतर / अनुवाद ना हुआ हो.

बोलने का भाषांतर करने का वरदान प्राप्त करने वाला व्यक्ति (1कुरिन्थियों 12: 30) यह समझ सकता है कि आत्मा की बोली बोलने वाला व्यक्ति क्या कह रहा है जबकि वह स्वयं बोली जा रही भाषा को नहीं जानता है. भाषांतर करने वाला व्यक्ति फिर आत्मा की बोली बोलने वाले के संदेशों को सब को बताता है, जिससे कि सब समझ सकें. "इस कारण जो अन्य भाषा बोले, तो वह प्रार्थना करें, उसका अनुवाद भी कर सकें." (1कुरिन्थियों 14: 13). पौलुस का अनुवाद ना की हुई भाषाओं के बारे में निष्कर्ष शक्तिशाली है, "परन्तु कलीसिया में अन्य भाषा में दस हज़ार बाते कहनें से मुझे यह और भी अच्छा जान पड़ता है, कि औरों के सिखाने के लिए बुद्धि से पॉच ही बातें कहूँ" (1कुरिन्थियों 14: 9).

क्या आत्मा की अगुवाई में बोलने का वरदान आज भी है? (1कुरिन्थियों 13: 8) के जबान उपहार का शेष होने का उल्लेख करता है यद्यपि ये (1कुरिन्थियों 13: 10) में पूर्णता की पहूँच को शेष के साथ संबंद्ध करता है. ज्ञान तथा धर्मउपदेश में भाषा के विभेद के बारे में कुछ लोग इंगित करते है. जबान की सीमा तथा ज्ञान की सीमा के साथ पूर्णता को पाना आवश्यक है. जबकि संभव है ये तथ्यों से स्पष्ट नहीं होता है. कुछ Yesaya 28:11 dan Yoel 2: 28-29 को प्रमाण के रूप में उल्लेखित करते हुए मत देते हैं कि आत्मा की आवाज ईश्वर का निर्णय होता है. 1 कुरिथिन्यों 14:22 जबान को अविश्वासियों का संकेत के रूप वर्णन करता है. इस तर्क के अनुसार, जबान का उपहार ज्यूज के लिए चेतावनी था कि ईश्वर इजरायल को दंडित करने वाला है क्योंकि उसने क्राइस्ट को मसीहा मानने से इन्कार कर दिया था. इसलिए 70 ए.डी में रोम के द्वारा जेरूसलम का विनाश के द्वारा ईश्वर ने इजरायल को दंडित किया और उसके बाद आत्मा की आवाज कभी भी लक्ष्यित उद्देश्य को प्राप्त कर पाया. हालंकि ये विचार संभव है, जबान की प्राथमिक उद्देश्य को पूर्ण करने के लिए रूकावट आवश्यक रूप से नहीं चाहिए. धर्मशास्त्र निष्कर्ष रूप से कभी भी इस बात पर जोर नहीं देता है कि जबान में आत्मा की आवाज शेष हो है चुका.

और उसी समय, अगर आत्मा की भाषा बोलने का वरदान, के आज समय में कलीसिया में सक्रिय होता, तो वो पवित्रशास्त्र की सहमति के द्वारा पूरा किया जाता. वह एक वास्तविक तथा बुद्धिमानी वाली भाषा होगी (1कुरिन्थियों 14: 10) वह एक अन्य भाषा वाले व्यक्ति के साथ परमेश्वर का वचन बॉटने के उद्देश्य के लिए होगी (के प्रेरितों काम 2: 6-12). वो उस आज्ञा में सहमति के साथ होगी जो परमेश्वर ने प्रेरित पौलुस के द्वारा दी थी, "यदि अन्य भाषा में बातें करनी हों, तो दो-दो, या बहुत हों तो तीन-तीन जन बारी-बारी बोलें, और एक व्यक्ति अनुवाद करे . परन्तु यदि अनुवाद करने वाला नहीं हो, तो अन्य भाषा बोलने वाला कलीसिया में शान्त रहे, और अपने मन से, और परमेश्वर से बातें करे "(1कुरिन्थियों 14: 27-28). वो (1कुरिन्थियों 14: 33) के अधीन भी होगी, "क्योंकि परमेश्वर गड़बड़ी का नहीं, परन्तु शान्ति का कर्ता है, जैसा पवित्र लोगों की सब कलीसियाओं में है."

परमेश्वर निश्चित रूप से एक व्यक्ति को आत्मा की भाषा बोलने का वरदान दे सकता है जिससे कि वह दूसरी भाषा बोलने वाले व्यक्ति के साथ संवाद करने में समर्थ बने. पवित्र आत्मा आत्मिक वरदानों को बॉटने में संप्रभु है (1कुरिन्थियों 12: 11). कल्पना करें, कि मिशनरी लोग कितने ज्य़ादा अधिक उत्पादक हो जायेंगे, अगर उन्हें भाषा सीखने के लिए स्कूल ना जाना पड़े, तथा वो एकदम से लोगों से उनकी अपनी भाषा में बोलने में समर्थ हों. हॉलाकि परमेश्वर ऐसा करता प्रतीत नहीं होता. के आज समय में भाषायें उस रूप में नहीं पायी जाती जैसे कि नए नियम के समय में थी इस सत्य के बाद भी कि वो अत्यधिक उपयोगी होती. विश्वासियों की एक विशाल संख्या जो कि आत्मा की भाषा बोलने के वरदान के अभ्यास का दावा करती है ऐसा पवित्रशास्त्र की सहमति के साथ नहीं करता जैसा कि पहले उल्लेख किया जा चुका है. यह वास्तविकतायें एक निष्कर्ष पर ले जाते हैं कि भाषाओं का वरदान समाप्त हो चुका है, या फिर आज के समय में कलीसिया के प्रति परमेश्वर की योजना में बहुत ही न्यून है.

जो लोग स्वयं के सुधार के लिये भाषा के वरदान को "प्रार्थना की भाषा" के रूप में मानते हैं, वो अपना दृष्टिकोण (1कुरिन्थियों 14: 4) तथा / या 14: 28 से पाते हैं, "जो अन्य भाषा में बाते करता है, वह अपनी ही उन्नित करता है; परन्तु जो भविष्यवाणी करता है वह कलीसिया की उन्नति करता है ". पूरे अध्याय 14 में पौलुस भाषाओं के अनुवाद करने की महत्ता पर ज़ोर दे रहा है, देखें 14: 5-12. जो पौलुस पद 4 में कह रहा है वो यह है, "जो अन्य भाषा में बातें करता है वह अपनी ही उन्नति करता है; परन्तु जो भविष्यवाणी करता है, वह कलीसिया की उन्नति करता है." नए नियम में "भाषा में प्रार्थना" करने के कहीं भी विशेष निर्देश नहीं दिये गये हैं. "नए नियम में" भाषा में प्रार्थना "करने का उद्देश्य, या" भाषा में प्रार्थना "करने वाले व्यक्ति का कहीं भी नहीं दिया गया है." इसके अतिरिक्त अगर "भाषा में प्रार्थना" स्वयं के सुधार के लिए है, तो क्या यह उन लोगों के प्रति अनुचित नहीं होगा जिनके पास भाषाओं का वरदान नहीं है तथा जो, फलस्वरूप स्वयं का सुधार करने में समर्थ नहीं हैं? (1कुरिन्थियों 12: 29-30) स्पष्ट रूप से संकेत देता है कि सभी के पास आत्मा की भाषा बोलने का वरदान नहीं होता है.

"Bestaat het huwelijk di de hemel?"


Antwoord: De Bijbel vertelt ons: "Ingin bij de opstanding trouwen de mensen niet en niet worden ze uitgehuwelijkt, ze zijn Dan als Engelen di de hemel" (Matteus 22:30). Dit adalah het antwoord van Jezus op een vraag lebih een vrouw mati tijdens haar leven verscheidene Malen getrouwd itu geweest-bertemu wie zou ze di de hemel getrouwd zijn (Matteus 22: 23-28)? Blijkbaar adalah het duidelijk bahwa zoiets er niet als het huwelijk di de hemel zal zijn. Dit betekent niet dat man en niet meer vrouw elkaar zullen kennen als ze di de hemel zijn. Dit betekent ook niet dat een man en vrouw geen hechte relatie meer zouden kunnen hebben di de hemel. Wat het lijkt aan te geven, adalah bahwa een man en niet langer vrouw getrouwd zullen zijn in de hemel.
De Reden dat er geen huwelijk di de hemel zal zijn adalah waarschijnlijk bahwa het niet langer nodig adalah. Wanneer Allah het huwelijk instelde, akta Hij bahwa om di bepaalde behoeften te voorzien. Sepuluh eerste zag hij dat Adam gezelschap nodig punya. "Tuhan, de Heer, dacht: Het adalah niet goed bahwa de mens Alleen adalah, ik zal een pembantu voor hem Maken mati bij hem masa lalu" (Kejadian 2:18). Eva de oplossing voor het zowel probleem van Adams eenzaamheid, als voor zijn een aan behoefte "hulp"; iemand om naast hem te staan ​​als mitra zijn en samen bertemu hem pintu het leven te gaan. Dalam de hemel zal er echter geen eenzaamheid meer zijn, en zullen er ook geen pembantu meer nodig zijn. Kami zullen pintu zijn omringd menigten gelovigen en Engelen (Openbaring 7: 9), en er zal di al onze behoeften worden voorzien, inclusief de behoefte aan gezelschap.
Sepuluh Tweede stelde Allah huwelijk het di om op mati manier de voortplanting en het vullen van de aarde bertemu mensen te bevorderen. De hemel zal echter niet bevolkt worden middels voorplanting. Zij mati naar de hemel gaan komen pintu daar geloof di de Heer Jezus Christus; ze zullen daar niet geschapen worden pintu voortplanting. Daarom adalah er geen doel dat het huwelijk kan vervullen di de hemel, ingin er adalah geen voortplanting dari eenzaamheid.

Minggu, 20 Juli 2014

Parancapan - punapa punika dosa miturut Kitab Suci?




Pitaken: Parancapan - punapa punika dosa miturut Kitab Suci?
Wangsulan: Kitab Suci boten nate sacara Teges nyebat parancapan utawi mratelakaken punapa parancapan punika satunggaling dosa. Boten wonten pitakenan, sanadyan, Kados punapa tumindak ingkang tumuju dhateng parancapan punika dosa. Boten wonten pitaken, sanadyan, ngengingi punapa tumindak ingkang tumuju parancapan punika dosa. Parancapan punika angsal-angsalipun saking Pikiran ingkang kebak ing napsu / birahi, seks rangsangan, sarta / utawi wewayanganing cecabulan. Punika sababipun ingkang Perlu dipun sambetaken kaliyan dosa. Manawi dosa karana birahi sarta cecabulan dipun lirwakaken sarta dipun tanggulangi - bab parancapan badhe boten dados prakawis.

Kitab Suci mratelakaken dhumateng kitd supados nebihi munculipun tumindak jina ingkang nerak kasusilan (Efesus 5: 3). Kula boten ningali kadospundi parancapan saged nglangkungi ingkang Ujian utami punika. Kadang kala Ujian ingkang sae tumrap punapa satunggaling prakawis punika kalabet dosa punapa boten inggih punika punapa panjenengan badhe rumaos mongkog Manawi nyariosaken dhumateng tiyang sanes bab punapa ingkang sampun panjenengan tindakaken. Manawi punika samukawis ingkang Damel wirang panjenengan utawi isin Manawi ngantos konangan, punika meh mesthi bilih punika dosa. Ujian ingkang sae sanesipun inggih punika kangge nemtokaken punapa kitd saged kanthi Jujur, kanthi saestu, nyuwun dhumateng Gusti Allah supados mberkahi sarta migunakaken bab ingkang kasengker kangge tujuan ingkang sae tumrap Gusti Allah piyambak. Kula boten rumaos bilih parancapan punika pantes kadosdene samukawis ingkang Damel saged kitd "mongkog" utawi saged kanthi saestu Manawi kitd ngaturaken panuwun dhumateng Gusti Allah.

Kitab Suci dhumateng mucal kitd, "Wangsulanku mangkene: Dadia kowe mangan, dadia kowe ngombe, dadia nglakoni APA bae Bahasa lainnya, kabeh iku mau lakonana kagem kaluhurane Gusti Allah" (1 Korinta 10:31). Manawi wonten ing manah PAPAN kitd ingkang Damel mangu-mangu kadosdene punapa punika ngremenaken Gusti Allah, punika ingkang sae memucat ingkang kaaturaken. Wonten PAPAN ingkang mesthi tumrap Raos mangu-mangu ing bab parancapan. "Nanging bernyanyi sapa mangan kanthi mangu-mangu, iku wis ateges kaukum, Awit anggone nindakake iku ora dilambari Pracaya. Mangka samubarang kang ora kalambaran Pracaya iku dosa "(Rum 14:23). Kula boten ningali kenging punapa, miturut Kitab Suci, parancapan saestu saged kanimbang ngluhuraken Gusti Allah. Tebih Langkung, kitd Perlu ngenget-enget bilih badan kitd, makaten ugi roh kitd, sampun katebus lan dados kagunganipun Gusti Allah. "Apa kowe ora Padha sumurup, yen badanmu iku dadi padalemane Sang Roh Suci kang ana ing kowe, Sang Roh Suci kang kaparingake marang kowe dening Gusti Allah, sarta yen awakmu iku dudu awakmu dhewe? Sabab kowe wus wus Padha tinuku lan kabayar lunas: Mulane Padha ngluhurna Gusti Allah Sarana badanmu "(1 Korinta 6: 19-20). Kaleresan ingkang badhe mulya mbekta kanyatan tumrap punapa ingkang kitd tindakaken sarta ing pundi kitd badhe mbekta badan kitd. Mila, ing panganthining pepesthen punika, kula mesthi kedah nyariosaken bilih parancapan punika dosa miturut Kitab Suci. Kula boten pitados bilih parancapan punika ngremenaken Gusti Allah, nyingkiri munculipun tumindak ingkang nerak kasusilan punika, utawi nglangkungi saking Ujian Gusti Allah ingkang Kagungan badan kitd.