Rabu, 02 Juli 2014

YESUS KRISTUS SANG FIRMAN

YESUS KRISTUS SANG FIRMAN



1. Yesus itu Firman Allah? Apa tafsirnya?


"Sang Firman" adalah salah satu gelar yang dikenakan kepada Yesus Kristus, sering juga dikenal sebagai "Sabda", "Kalam" atau "Kalimat" Allah. Dasar pengenaan gelar ini didasarkan dari :

    * Yohanes 1:1 LAI TB, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
    TR, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος ην προς τον θεον και θεος ην ο λογος
    WH, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος ην προς τον θεον και θεος ην ο λογος
    Translit Interlinear, en {pada} arkhê {permulaan} ên {Dia adalah} ho logos {Firman itu} kai {dan} ho logos {Firman itu} ên {Dia adalah} pros {ke arah, (sehakekat melekat)} ton theon {Allah itu} kai {dan} theos {Allah} ên {(Dia adalah) adalah} ho logos {Firman itu}

Terjemahan-terjemahan lainnya, bisa kita cek sbb :

    Alkitab LAI Terjemahan Lama, "Maka pada awal pertama adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itulah djuga Allah."

    Kitab Soetji Indjil 1912, "Kalam telah ada dari moelanja. Kalam itoe bersama-sama dengan Allah, dan Kalam itoe adalah Allah."

    Alkitab Shellabear, "Maka pada moelanja ada Perkataan itoe, dan Perkataan itoe beserta dengan Allah, dan Perkataan itoe Allah adanja."

    King James Version, "In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God."

    New International Version, "In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God."

    The Orthodox Jewish Brit Chadasha, "Bereshis was the Dvar Hashem, and the Dvar Hashem was agav Hashem, and the Dvar Hashem was nothing less, by nature, than Elohim! "

    The Pesyita Aramaic, "B'RISITA (pada mulanya) 'ITUHI (sudah) HEWA (ada) MELTA (Firman) 'ITUHI (sudah) HEWA (ada) LEWAT (ke pada) 'ALAHA (Allah) V'ALAHA (dan Allah) 'ITUHI (sudah) HEWA (ada) HU (itu) MELTA (Firman)"

    The Aramaic New Covenant, "In the beginning (risita) the Word (melta) having (it) been (hewa) and the Word (melta) having (it) been (hewa) unto (lewat) God ('alaha) and God ('alaha) having (it) been (hewa) the Word (melta)."

Khusus tentang frasa terakhir :

    και θεος ην ο λογος - kai theos ên ho logos
    dan – Allah – Dia adalah – Firman itu
    and – God – was – the Word


    Penerjemahan dibalikkan menjadi "Firman itu adalah Allah" karena ο λογος – ho logos adalah subyek dengan artikel 'ho' di depannya.

    Urutan kalimat dalam bahasa Yunani tidak seperti bahasa Indonesia ataupun Inggris, bahwa musti subyek baru predikat.
    Struktur kalimat Yunani berbeda, apa yang ada di muka adalah yang merupakan penekanan. Jadi Yohanes menekankan hakekat ο λογος – ho logos adalah θεος - theos (Allah), sehingga dalam penulisannya kata θεος - theos diletakkan di depan.

Ungkapan "θεος ην ο λογος - theos ên ho logos", "Firman itu adalah Allah" menyatakan bahwa Sang Firman (Yesus Kristus) memiliki ουσια – ousia (hakekat/dzat) Allah. Kata θεος - theos menggunakan nomina, bukan kata sifat (adjektiva), jadi menekankan ke-Allahan dan bukan keilahian Yesus Kristus.

    * Yohanes 1:14 LAI TB, Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
    KJV, And the Word was made flesh, and dwelt among us, (and we beheld his glory, the glory as of the only begotten of the Father,) full of grace and truth.
    TR, και ο λογος σαρξ εγενετο και εσκηνωσεν εν ημιν και εθεασαμεθα την δοξαν αυτου δοξαν ως μονογενους παρα πατρος πληρης χαριτος και αληθειας
    Interlinear, kai {adapun} ho {itu} logos {Firman} sarx {daging} egeneto {telah menjadi,} kai {dan} eskênôsen {berdiam} en {diantara} hêmin {kita,} kai {(bahkan)} etheasametha tên {kita telah melihat} doxan autou {kemuliaanNya,} doxan {kemuliaan} hôs {sebagai} monogenous {Yang Tunggal/ Yang Unik} para {dari} patros {Bapa,} plêrês {penuh} kharitos {dengan anugerah} kai {dan} alêtheias {kebenaran.}

    "ο λογος σαρξ εγενετο - ho logos sarx egeneto"Firman itu menjadi "daging" (harfiah) LAI menterjemahkannya 'manusia'.

Firman Allah itu (sejak semula) adalah bersama-sama dengan Allah dan adalah Allah. Firman (Sabda/Kalam/Kalimat Allah) itu turun (nuzul) ke dunia menjadi manusia Yesus, dan tinggal diantara manusia. Ketika itulah sesuatu yang tidak berbatas (Firman) harus menajdi terbatas di dunia yang terbatas. Namun "pembatasan" ini tidaklah menghilangkan ataupun menggantikan potensi ZatNya yang ilahi, melainkan "terselubung sementara" (pentabiran) atas unsur-unsur keilahian tertentu yang memang tidak mutlak dibutuhkan untuk diperankan dalam misi-Nya ke dunia. Misalnya, dalam keadaanNya sebagai manusia untuk sementara waktu, Yesus Kristus tidak serentak ada di Yerusalem sekaligus di Nazareth, atau Ia membatasi diriNya "tidak-tahu" hari kiamat dan lain sebagainya. Bahkan kita dapat pula menunjuk bahwa Allah sendiri juga "menyelubungkan" sifat-sifat ilahi tertentu dari pemahaman manusia di dunia ini. Misalnya sifat Maha Adilnya Allah!



Keadilan Allah itu masih terselubung :


Dunia tidak mempunyai cara untuk membuktikan Allah itu Maha Adil seperti yang diinginkannya. Sampai saat inipun Allah sepertinya tetap "diskriminatif", membedakan nasip anak raja yang penuh dengan kelimpahan, dibandingkan dengan si-anak gembel dan cacat buta-tuli-lumpuh dan yang terlahir kembar-siam, atau anak miskin yang lahir di kolong jembatan!.

Kemaha-adilan Allah tidak betul-betul bisa diperlihatkan Allah dalam karyaNya di bumi ini. Namun "keadilan yang terselubung" ini tidak menjadikan Allah tidak Maha-Adil, atau menjadikan Dia bukan Allah.

Saatnya akan tiba, ketika batas pengelihatan kita akan menjadi tak terbatas sehingga akan tersingkap bahwa Tuhan itu sungguh MAHA-ADIL bagi semua makhluk! Dan itu akan dibuktikanNya pada Hari Penghakiman di akhir zaman oleh Tuhan kita Yesus Kristus.



Begitu pula dengan perselubungan keilahian Yesus, dimana perselubungan ini bukanlah suatu pelenyapan, melainkan "non-aktif sementara", karena memang tidak mutlak diperlukan dalam misiNya di bumi yang terbatas ini. Keilahian Yesus tidak pernah hilang karenanya.

Jadi, ketika inkarnasi Allah menjadi manusia, maka selalu ada unsur-unsuar keilahian yang ditabirkan (diselubungkan) dalam diri Yesus Kristus. Sebaliknya, selalu ada pula unsur-unsur insani yang ditambahkan kepada keilahianNya, seperti : Ia bisa merasa haus, lapar, lelah/letih, sedih, terharu dll. Sehingga Yesus dalam inkarnasi-Nya ini adalah betul-betul manusia sejati, kecuali dia tanpa berdosa :

    * Ibrani 4:15 LAI TB, Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
    KJV, For we have not an high priest which cannot be touched with the feeling of our infirmities; but was in all points tempted like as we are, yet without sin.
    TR, ου γαρ εχομεν αρχιερεα μη δυναμενον συμπαθησαι ταις ασθενειαις ημων πεπειραμενον δε κατα παντα καθ ομοιοτητα χωρις αμαρτιας
    Interlinear, ou {bukan} gar {sebab} ekhomen {kami mempunyai} arkhierea {Imam besar} mê {tidak} dunamenon {(yang) dapat} sumpathêsai {turut merasakan} tais astheneiais {kelemahan-kelemahan} hêmôn {kita} pepeiramenon {walaupun telah digoda} de {tetapi} kata panta {dalam segalas esuatu} kath {menurut} homoiotêta {cara yang sama} khôris {tanpa} hamartias {dosa}

    Terjemahan yang tepat untuk "χωρις αμαρτιας - khôris hamartias" sebenarnya bukan "tidak berbuat dosa" melainkan "tanpa dosa" (KJV, without sin).


Penjelasan selanjutnya bisa dibaca di viewtopic.php?p=135#135 (Artikel : YESUS TIDAK BERDOSA )


Dan selanjutnya, mari kita lihat potensi Maha-Hadir Yesus dibawah ini :



2. Yesus Kristus Sang Firman, ataukah terjadi karena firman?


Mari kita membahas 2 perkara yang sering disalah-salahkan terhadap Yesus selaku Sang Firman.


Pertama :

    Jangan salah, bahwa Firman bukanlah sekedar firman, bukan bunyi-bunyian wahyu dalam kata-kata, melainkan Sang Firman, "Aku-nya Firman" ("Penyebab/ Pembicara firman")! Karena Firman adalah sosok keseluruhan firman, maka kita melihat bahwa setiap firman/ ucapan Yesus adalah wahyu, adalah Injil. Sang Firman/Kalimat selalu mengalirkan setiap kalimat Allah dari diriNya. Yesus bukan seperti nabi lainnya yang sesekali saja (secara berkala) menerima wahyu sambil menyisakan banyak saat-saat lainnya yang tidak mendapat wahyu (kosong wahyu). Yesus adalah Firman yang telah disosokkan (The Word personified). yang senantiasa berwahyu! Itulah sebabnya tidak ada orang yang mampu menunjukkan kapan dan bagaimana Wahyu Allah itu diturunkan Allah kepada Yesus; bertahap? Sekaligus? Lewat Gabriel? Langsung? Atau bagaimana?

    Tetapi para skeptis terobsesi menolak Yesus sebagai Sang Firman. Mereka memelintirnya secara amat bengkok sehingga kehilangan obyektifitasnya terhadap Yesus.
    Firman/ Kalimat Allah yang jelas-jelas dimaksudkan sebagai entitas (sosok eksistensi), telah digeser keluar dari norma-norma penafsiran biasa, beribah menjadi "satu proses kuasa suara Allah" yang menghasilkan Yesus (dalam janin) melalui kalimat "JADILAH". Padahal di lain pihak Sang Firman/ Kalimat Allah itu dipahami sebagai azaz, ide, gagasan, sebab dan pernyataan hakiki dan kekal, dengan kebesaran cakupan yang tak terbatas, Diana hukum dan perintah-perintah Allah juga "diturunkan" dari sana dan menjadi Kitab-kitab Allah. Jadi, terdapat dualisme yang serius tentang apa itu Firman/ Kalimat Allah yang digelarkan kepada Yesus Kristus. Sang Firman yang memiliki firman yang tak terbatas, kini terkesan disempitkan dan diidentikkan oleh penafsir sebagai akibat (produk) dari sebuah kata-suara "JADILAH!", Yaitu sebuah kata khusus dari mulut Allah ketika ingin menciptakan sesuatu.

    Dalam sejarah penciptaan dan mujizat Tuhan. "JADILAH" selalu, jadi, final, langsung berfungsi penuh seperti yang ingin dijadikan Allah. Namun khusus disini tidak selas "jadinya" Kalimat Allah itu sampai kemana akhirnya. Para penafsir tidak berani menjabarkan apakah KalimatNya selesai menajdi "janin" saja (dan seterusnya diproses secara alamiah dalam rahim Maria, bukan lahi bagian dari mujizat "jadilah"), ataukah menjadi manusia utuh Yesus mirip kasus Adam (sayng satu pendewasaan melewati prises embio dan kelahiran; yang lain secara instant).

    Tetapi yang paling penting dipertanyakan bukanlah produknya, melainkan KalimatNya. Kita bertanya sederhana, setelah kalimat "JADILAH" itu diucapkan, apakah Kalimat-Nya selesai berfungsi dalam diri Yesus seperti halnya pada kasus Adam? Ataukah justru "JADILAH" itu adalah bagian dari yang selalu melekat dan aktif dalam diri Yesus sebagai Sang Firman? Bila KalimatNya selesai "menjadi" (lalu lenyap dari diri Yesus seperti halnya Adam), tentu Yesus tidak bisa selalu berwahyu atau bermujizat kecuali menunggu wahyu baru/ Kalimat itu diturunkan kembali di lain waktu. Namun diamanapun, para pembaca Injil tidak mendapati satu ucapan yesus yang non-wahyu!. Bahkan kalimat "JADILAH" itulah yang selalu melekat pada diri Yesus dalam setiap mujizat yang dilakukanNya! Tidak percaya? Kita petik 3 contoh saja disini :

      * Matius 9:29LAI TB, Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."
      KJV, Then touched he their eyes, saying, According to your faith be it unto you.
      TR, τοτε ηψατο των οφθαλμων αυτων λεγων κατα την πιστιν υμων γενηθητω υμιν
      Interlinear, tote {kemudian} hêpsato {Ia menjamah} tôn ophthalmôn {mata} autôn {mereka} legôn {sambil berkata} kata {menurut} tên pistin {iman} humôn {mu} genêthêtô {jadilah} humin {kepadamu}

      * Matius 15:28 LAI TB, Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
      KJV, Then Jesus answered and said unto her, O woman, great is thy faith: be it unto thee even as thou wilt. And her daughter was made whole from that very hour.
      TR, τοτε αποκριθεις ο ιησους ειπεν αυτη ω γυναι μεγαλη σου η πιστις γενηθητω σοι ως θελεις και ιαθη η θυγατηρ αυτης απο της ωρας εκεινης
      Interlinear, tote {kemudian} apokritheis {menjawab} ho iêsous {Yesus} eipen {berkata} autê {kepada dia} hô gunai {hai perempuan} megalê {besar} sou {mu} hê pistis {iman} genêthêtô {jadilah} soi {kepadamu} hôs {seperti} theleis {engkau menghendaki} kai {maka} iathê {disembuhkan} hê thugatêr {anak perempuan} autês {nya} apo {sejak} tês hôras {saat} ekeinês {itu}

      * Lukas 5:13 LAI TB, Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
      KJV, And he put forth his hand, and touched him, saying, I will: be thou clean. And immediately the leprosy departed from him.
      TR, και εκτεινας την χειρα ηψατο αυτου ειπων θελω καθαρισθητι και ευθεως η λεπρα απηλθεν απ αυτου
      Interlinear, kai {lalu} ekteinas {mengulurkan} tên kheira {tanganNya} hêpsato {Ia menjamah} autou {dia} eipôn {berkata} thelô {Aku menghendaki} katharisthêti {jadilah tahir} kai {dan} eutheôs {segera} hê {itu} lepra {kusta} apêlthen {meninggalkan} ap {dari} autou {Nya}

    Yesus Kristus Sang Firman, senantiasa berfirman! Dialah "Aku-Kalimat-Allah" (entitas, sosok, "penyata/pemilik") yang mencakup segala Kalimat termasuk Kalimat-Cipta (Creating Word) "JADILAH". Kalimat-Cipta bukan sekedar suara atau bunyi yang selesai dan tidak berfungsi setelah diucapkan. Ia hidup dan terus berdaya dalam Firman yang hakiki, kekal, menghidupkan dan tak terbatas.


    Yesus berkata dalam otoritas ilahi :

      * Yohanes 8:51 LAI TB, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." KJV, Verily, verily, I say unto you, If a man keep my saying, he shall never see death. TR, αμην αμην λεγω υμιν εαν τις τον λογον τον εμον τηρηση θανατον ου μη θεωρηση εις τον αιωναInterlinear, amên {sesungguhnya} amên {sesungguhnya} legô {Aku berkata} umin {kepadamu} ean {jikalau} tis {ada orang} ton logon {Firman} ton emon {Ku} têrêsê {menuruti} thanaton {kematian} ou mê {pasti tidak} theôrêsê {ia akan mengalami} eis ton aiôna {sampai selama-lamanya}


    Mengapa hanya Yesus saja?

    Akibat dari tafsiran yang hanya bertujuan untuk mengalihkan Yesus sebagai Sang Firman, para pengkritik Alkitab harus menjawab pula mengapa hanya kepada Yesus saja Allah memberikan Dia gelar "Firman Allah/ Kalimat Allah/ Kalam Allah" ?
    Mengapa gelar tersebut tidak dikenakan juga kepada Adam, Hawa, atau nabi-nabi yang semuanya juga tercipta dengan "Kalimat Allah" yang sama "jadilah!" Adakah Allah lalai memberikan gelar ini kepada orang-orang yang lain?


Kedua :


    Para sinis tidak tahan melihat supremasi Yesus sebagai Sang Firman (ο λογος – ho logos) yang mampu berfirman non-stop, dan berfirman "Jadilah!". Itu akan berarti Yesus seperti Tuhan, berkuasa mencipta.
    Namun, Injil meneguhkan bahwa Firman itu (yang menjadi manusia Yesus) memang adalah Pencipta! Ia bukan hanya berurusan dengan pengajaran atau pemberita wahyu, tetapi Ia adalah Sang Kalimat itu sendiri, Ia adalah Pemilik Firman, Pemilik Kalimat dan Ia adalah sekaligus Pelaksana Kalimat (teladan melakukan apa yang diajarkanNya) dan Ia adalah Pelaku Kuasa Kalimat, yaitu melakukan mujizat-mujizat terbesar lewat Crating Word (Firman yang berdaya cipta) "JADILAH!".

    Itulah sebabnya Yesus berkuasa mencipta roti dan ikan, dan JADILAH roti dan ikan dalam skala yang spektakuler, Ia mencipta anggur dari air, dan JADILAH anggur! Ia mencipta kehidupan dari benda mati. Ia mencipta manusia hidup dari bangkai Lazarus, dan JADILAH Lazarus! Dan Dia pula yang menghidupkan diriNya dari kematian ala dunia, menandakan bahwa Ia tidak takhluk dibawah kodrat alam.

    Namun dalam hal inipun, para sinis tidak mengambil himahNya, melainkan terus menyanggah Yesus Kristus demi mengkerdilkanNya. Dalam alas an lain mereka mengatakan bahwa mujizat Yesus itu terjadi bukan karena Yesus, melainkan diperkuat oleh malaikat Jibril dan diizinkan Allah untuk terjadinya.
    Mereka lupa, bahwa malaikat manapun tidak punya kuasa untuk mencipta. Hanya Allah saja yang ber-otoritas mencipta :

      * Yohanes 1:3 LAI TB, Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
      KJV, All things were made by him; and without him was not any thing made that was made.
      TR, παντα δι αυτου εγενετο και χωρις αυτου εγενετο ουδε εν ο γεγονεν
      Interlinear, panta {segala sesuatu} di {melalui} autou {Dia} egeneto {dijadikan} kai {dan} khôris {tanpa} autou {Dia} egeneto {dijadikan} oude en {tidak satupun} ho gegonen {sesuatu terjadi}

      * Mazmur 33:9 LAI TB, Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
      KJV, For he spake, and it was done; he commanded, and it stood fast.
      Hebrew,
      כִּי הוּא אָמַר וַיֶּהִי הוּא־צִוָּה וַיַּעֲמֹד׃
      Translit, KI HU 'AMAR VAYEHI HU-TSIVAH VAYA'AMOD

      * Yesaya 45:12LAI TB, Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.
      KJV, I have made the earth, and created man upon it: I, even my hands, have stretched out the heavens, and all their host have I commanded.
      Hebrew,
      אָנֹכִי עָשִׂיתִי אֶרֶץ וְאָדָם עָלֶיהָ בָרָאתִי אֲנִי יָדַי נָטוּ שָׁמַיִם וְכָל־צְבָאָם צִוֵּיתִי׃
      Translit, ANOKHI 'ASITI ERETS VE'ADAM 'ALEIHA VARATI 'ANI YADAI NATU SYAMAYIM VEKHOL-TSEVA'AM TSIVEITI


Jadi, bagaimana malaikat malaikat dapat memperkuat mujizatNya? Dalam Artikel di viewtopic.php?p=1215#1215 kita akan membahas topic "Adakah Yesus Maha Kuasa?".
Disitu Anda akan melihat bahwa Yesus mermujizat dan mencipta atas kemauanNya sendiri. Itu bukan dari hasil perizinan (atau tidak-izin) dari Allah, sebab Firman selalu menyatu dengan Allah, dalam segala perkataanNya dan segala perbuatanNya.

Akhirnya kita akan selalu melihat, bahwa kepada Yesus, tidak pernah diturunkan suatu wahyu/ kalimat Allah yang terpisah dari diriNya (bertahap ataupun sekaligus), karena Ia-lah Sang Firman/ Sang Kalimat/ Sang Wahyu itu sendiri yang emmang melekat dalam diriNya.

Yesus berkata kepada murid-muridNya dalam ayat ini :

    * Yohanes 14:10 LAI TB, Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
    KJV, Believest thou not that I am in the Father, and the Father in me? the words that I speak unto you I speak not of myself: but the Father that dwelleth in me, he doeth the works.
    TR, ου πιστευεις οτι εγω εν τω πατρι και ο πατηρ εν εμοι εστιν τα ρηματα α εγω λαλω υμιν απ εμαυτου ου λαλω ο δε πατηρ ο εν εμοι μενων αυτος ποιει τα εργα
    Interlinear, ou {tidakkah} pisteueis {engkau percaya} hoti {bahwa} egô {Aku} en {didalam} tô patri {Bapa} kai {dan} ho patêr {Bapa} en {didalam} emoi {Aku} estin {berada} ta rêmata {perkataan-perkataan} ha {yang} egô {Aku} lalô {mengatakan} umin {kepadamu} ap {dari} emautou {(kehendak)-Ku sendiri} ou {tidak} lalô {Aku mengatakan} ho de {tetapi} patêr {Bapa} ho en {didalam} emoi {Aku} menôn {yang diam} autos {-Nya} poiei {melakukan} ta erga {perbuatan-perbuatan}

Ayat diatas adalah sebuah pernyataan yang dalam, dan harap dicamkan bahwa apabila Yesus berkata, itu adalah pekerjaan Allah ang diam didalam diriNya! Kita tadinya berharap Yesus berkata : "Bapa berkata-kata melalui Aku". Tetapi ternyata Ia berkata lain, dan itu pasti membungkam mulut para sinis/ pengkritik. Ia berkata : "Bapa yang diam didalam Akulah yang melakukan pekerjaan-pekerjaanNya"

Jadi kata-kata Yesus adalah total pekerjaan Allah. Ini adalah pesan khusus dari Yesus Kristus kepada murid-muridNya, dan kini kepada kita semua, orang-orang percaya, agar kita memperlakukan setiap ucapanNya secara serius, sebab ketika Yesus Kristus berkata, maka Allah berkata!.


Haleluyah! Amin.



Blessings in Christ,3 june, 2014


Sumber :
Samawi Tada, Yesus menyaksikan Yesus, p 56-62

Tidak ada komentar:

Posting Komentar