Jumat, 04 Juli 2014

TEOLOGIA KEMAKMURAN:


Suatu degradasi terhadap motivasi persembahan


A. PENDAHULUAN[1]
Saat ini, teologia kemakmuran atau juga dikenal dengan teologia sukses kembali menggebrak melalui suatu pelayan yang bernama Maria Magdalena Ministry dibawah pimpinan seorang wanita yang bernama Ps. Indri Gautama, dimana kotbah-kotbahnya juga memenuhi ruang dengar radio yang tentunya dapat didengarkan oleh sejumlah besar jemaat pendengar radio Kristen.

Khotbah dibuka dengan “Kalo ada yang bilang pendeta cuman mau uang kamu thok itu adalah perkataan iblis” dan kemudian beberapa statement yang sempat dilontarkan oleh sang pengkotbah adalah: “Buat apa berkotbah dimimbar kalo tetap aja bokek” atau bahkan “Kalo ada orang Kristen yang melarat itu adalah disgusting”

The Living Bible Translation menjadi senjata andalan sang Ibu untuk menafsirkan banyak sekali ayat khususnya Amsal yang “diolah” sedemikian rupa sehingga seakan-akan Firman Tuhan mendukung “teologia”-nya. Namun sebenarnya hal tersebut tidaklah mengherankan karena kita mengerti bahwa ketika suatu ayat “dicabut” dari konteksnya maka bentuk penafsiran dapat melegitimasi paham dan pengajaran apapun juga.

Persembahan pada khususnya ditafsirkan melalui hukum tabur-tuai, “kasih 1 sendok kembali 1 sendok, kasih 1 sekop kembali 1 sekop, kasih 1 truk maka Tuhan akan kasih 1 truk dari surga”

B. ALKITAB SEBAGAI REFERENSI
Alkitab sebagai Firman Tuhan dengan jelas sekali menyatakan dalam 1 Tim 6:10 bahwa: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang…” akan tetapi kutipan diatas pada akhirnya hanyalah menjadi kontradiksi dalam Alkitab ketika dilakukan “perang ayat” (ironisnya oleh pengajar Kristen sendiri) guna mendukung pandangan tertentu, dalam hal ini adalah teologia kemakmuran. Yohannes 10:10 sering kali menjadi dasar pembenaran, marilah kita meninjau lebih lanjut:

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan

Kata “kelimpahan” diterjemahkan dari kata perissos (Yun) sebagai Abundantly (KJV) yang berasal dari kata dasar Abundance yang menurut Webster’s Dictionary berarti:

Great plenty; an overflowing quantity; ample sufficiency; in strictness applicable to quantity only; but customarily used of number, as an abundance of peasants.

Pengertian diatas memang berhubungan dengan jumlah (quantity) namun secara konteks tidak mengandung konotasi tentang hal materi. Seluruh perikop merupakan perumpamaan dan pengajaran dimana Kristus adalah pintu (10:7;9) dan adalah gembala yang baik (10:11;14), kita adalah domba-dombaNya yang mengikut Dia (10:4), dan yang mengenal Dia (10:4;14). Dia menyerahkan nyawaNya (10:11;15) bagi keselamatan kita, sehingga kita hidup dalam kelimpahan Kasih Karunia-Nya (Anugerah-Nya) karena pada dasarnya kita tidak layak menerima keselamatan daripada-Nya (bdk. Yoh 14:6-7).

Secara prinsip hermeneutic, sebuah pengajaran kebenaran melalui suatu perumpamaan harus ditafsirkan sebagai suatu perumpamaan dari keseluruhan isi perumpamaan tersebut. Setiap perumpamaan memiliki penekanannya masing-masing sesuai dengan pengajaran yang hendak disampaikan. Perumpamaan tidak menjadi dasar pembentukan suatu doktrin teologis akan tetapi merupakan referensi pengajaran didalam suatu doktrin yang telah dibentuk. Tidak boleh adanya kontradiksi apapun juga didalam Alkitab ketika dilakukan suatu penafsiran, karena kontradiksi yang timbul membuktikan kesalahan metode penafsiran atau kesalahan landasan presuposisi.

Bila kita melihat tokoh-tokoh Alkitab, misalnya Abraham, Ayub atau Salomo, memang merupakan orang-orang yang diberkati dengan kekayaan dan mereka juga merupakan orang-orang yang beriman. Akan tetapi tidak terdapat hubungan kausalitas (sebab-akibat) dalam hal ini: Beriman = Kaya, dengan konsekuensi logis: Kurang/tidak beriman = Miskin. Karena para Rasul merupakan orang-orang yang teruji dan diverifikasi dalam Alkitab sebagai orang-orang beriman akan tetapi mereka tidak kaya, bahkan dapat dikatakan kekurangan.

Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. - Filipi 4:11-13

Kutipan diatas dapat menunjukkan pengajaran Paulus dalam hal kekurangan maupun kelimpahan dimana Paulus dapat menanggung segala perkara tersebut didalam Dia yaitu Yesus Kristus. Dan apabila kita melihat lebih lanjut, Paulus merupakan kepala yang dalam hal ini adalah pemimpin jemaat Tuhan didalam kekurangannya. Paulus bukanlah ekor yang hanya mengikut
kepala. Dan dari hal ini kita dapat melihat bahwa janji berkat Tuhan dalam Ulangan 28:12-14 pun digenapi didalam kekurangan Paulus, yang bukan semata-mata merupakan janji berkat kekayaan.

C. PENUTUP
Uraian ringkas terhadap pengajaran tersebut diatas setidaknya dapat memberi warning kepada kita bahwa degradasi motivasi persembahan telah berada diambang pintu ketika persembahan dilakukan melalui pendekatan yang berdasarkan teologia kemakmuran. Hukum tabur-tuai bukanlah motivasi yang benar bagi persembahan dimana dasar bagi setiap persembahan adalah ucapan syukur kepada Tuhan yang telah terlebih dahulu mencukupkan kebutuhan jasmani kita maupun melimpahi kita dengan berkat rohani dan keselamatan yang daripada-Nya.

Marilah kita mengubah pendekatan antroposentris yang hanya mengutamakan kebutuhan diri sendiri dengan menjadikan Tuhan sebagai alat pemuasan nafsu duniawi dengan gemerlap harta dan sebagainya dengan pendekatan theosentris yang menempatkan Tuhan merupakan pusat dari kehidupan kita dan mempersembahkan segalanya hanya bagi Dia, termasuk hidup bahkan harta kita. Karena pada dasarnya harta bukanlah milik kita akan tetapi adalah milik Tuhan yang dititipkan kepada kita untuk kita kelola dan pergunakan hanya bagi kemuliaan Nama-Nya.

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Roma 11:36

SOLI DEO GLORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar